“Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan simposium hari ini. Sebab perguruan tinggi merupakan solusi untuk menyelesaikan persoalan kualitas SDM serta pengembangan riset untuk diterapkan di sektor kelautan dan perikanan,” ujarnya.

Ia berharap sinergitas ini akan selalu terbangun untuk mewujudkan optimalisasi pendayagunaan potensi kelautan dan perikanan yang dimiliki melalui inovasi teknologi industri 4.0 berbasis pelestarian sumber daya lingkungan.

“Forum ini harus berperan mendorong transformasi struktural sektor perikanan dan kelautan yang berdaya saing, menyejahterakan, inklusif dan berkelanjutan,” tandas Gubernur.

Ketua Panitia FP2TPKI M Janib Ahmad dalam laporannya mengatakan, hari ini Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Khairun Ternate bersama 332 peneliti di dunia membahas satu isu penting yang tengah menggerogoti dunia yakni perubahan iklim. Isu ini sangat berimplikasi terhadap dua hal penting yakni krisis energi dan krisis pangan.

“Untuk itu pada hari ini kami membasa isu ini, kami elaborasi dalam tiga kegiatan yaitu dialog nasional dalam memperkuat kebijakan perikanan dan kelautan Indonesia, international conference dan national conference yang diikuti secara virtual oleh 200 peserta di seluruh dunia dan dihadiri para profesor, doktor dan ahli. Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan,” terang Janib.

Sementara Wakil Rektor I Unkhair Ternate Dr. Hasan Hamid menyampaikan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia telah diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan dan UU 45/2009 tentang Perikanan serta arah pembangunan tentang kelautan yang telah diatur dalam UU 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2022.