Tandaseru — Komite Nasional BBM (KNB) Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, menggelar demonstrasi depan kantor bupati, Kamis (21/4). Dalam aksi tersebut, massa menuding adanya mafia BBM yang bekerjasama dengan SPBU menaikkan harga BBM di tingkat pengecer.
Koordinator KNB Suswanto Marsaoli menyatakan, Pemda Haltim harus membentuk tim Satgas BBM untuk mengatasi persoalan kenaikan BBM yang saat ini terjadi. Pasalny, BBM subsidi jenis Pertalite yang sebelumnya sudah dijanjikan dapat mengantisipasi kebutuhan angkutan umum, nyatanya tidak sesuai di lapangan.
“Yang mana BBM yang disuplai ke SPBU hanya dalam kurun waktu singkat sudah habis, tentu ini ada mafia yang bermain dengan SPBU. Belum lagi pengecer yang menaikkan harga hingga per liter Rp 15 ribu,” beber Suswanto.
“Dengan melihat persoalan yang saat ini terjadi, kami berkesimpulan bahwa mafia BBM juga ada di Haltim, karena BBM yang ada di SPBU habis dalam waktu tiga hari. Tentunya ini ada mafianya,” tegasnya.
Massa aksi juga menilai kenaikan harga BBM ini tidak digubris dengan serius oleh pemerintah. Bahkan hingga kini tak nampak pemerintah mengambil satu kebijakan untuk mengantisipasi dampak ekonomi bagi masyarakat Haltim.
“Harus diketahui bahwa BBM adalah faktor utama dalam mendongkrak aktivitas perekonomian masyarakat. Buktinya saat ini kebijakan yang tidak dianggap penting oleh pemerintah akhrinya berbuah konflik antara sopir dengan pengecer, bentor dengan pengecer serta masyarakat nelayan dengan pengecer,” ujarnya.
Suswanto mengaku prihatin dengan sikap pemerintah yang disebutnya hanya sibuk membangun relasi-relasi politik, membagi-bagi kekuasaan, dan sibuk melakukan perjalanan dinas yang tidak berdampak kepada masyarakat.
“Di tengah masyarakat menjerit kenaikan harga BMM, pemerintah tidak melihat realitas kehidupan masyarakat itu,” tukasnya.
Selain soal harga BBM, massa aksi juga menyampaikan sejumlah tuntutan yakni perbaikan jalan lintas Maba Selata, Maba Utara, Wasile Utara, pembentukan satgas BBM, transparansi suplai BBM di setiap SPBU, kenaikan tarif bentor, serta penolakan kenaikan pajak 11%.
Aksi yang berlangsung kurang lebih 3 jam itu diakhiri dengan aman. Namun massa aksi berjanji akan berdemonstrasi lagi jika tuntutannya tak diindahkan.
Tinggalkan Balasan