Tandaseru — Presiden Direktur PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) Robert Nitiyudo Wachjo melakukan pertemuan dengan 4 suku sangaji yang berada di kecamatan lingkar tambang di Halmahera Utara, Maluku Utara, Selasa (15/3).

Pertemuan tersebut dilaksanakan di front gate PT NHM Desa Tabobo Kecamatan Malifut dan dihadiri Kapolres Halmahera Utara AKBP Tri Okta Hendri Yanto, Ketua DPRD Halut Janlis Kitong, Kepala KTT PT NHM Amirudin Amir, Direktur PT NHM Rafael Nitiyudo, Manager SP Hansed Piter Lassa, Ketua Sangaji Pagu Simon Toloa, Ketua Sangaji Modole Habel Tukang, Ketua Sangaji Boeng Niklas Kojoba, dan Ketua Sangaji Towiliko Djulkifli Tukang. Masing-masing ketua sangaji didampingi pemangku adat.

Dalam pertemuan itu Robert mengatakan, sudah dua tahun menghadapi pandemi dan ia bersyukur bisa melewati itu. Ia pun menyoroti kesejahteraan para kepala suku dan pemangku adat serta masyarakatnya.

Menurutnya, NHM bakal memberikan Rp 1 miliar untuk masing-masing suku di lingkar tambang.

“Dana yang saya berikan Rp 1 miliar dan untuk  pengurus Rp 50 juta agar diatur dengan baik. Saya hanya ingin mendengarkan perkembangan kemanfaatan penggunaan dana yang saya berikan kepada setiap suku di lingkar tambang,” tutur Robert.

Tak hanya itu, perusahaan tambang emas itu juga akan memberikan masing-masing Rp 1 miliar ke suku Towiliko dan Modole untuk pembangunan rumah adat. Namun dengan catatan rumah adat tersebut harus tuntas pembangunannya dalam 6 bulan.

“Demikian juga untuk suku Pagu dan suku Boeng saya akan memberikan uang masing-masing suku adat Rp 1 miliar. Tetapi syaratnya masyarakat adat harus sejahtera karena saya tidak mau melihat ada masyarakat yang hidupnya susah,” tegasnya.

Robert juga berpesan agar para pemangku adat bisa menjaga adat dan budaya yang sudah ada dari dulu sampai sekarang maupun yang akan datang sehingga generasi mendatang bisa secara rinci mengetahui sejarah adat.

“Kemudian fungsi dari rumah adat bukan hanya membuat pesta tetapi untuk menyimpan foto-foto atau peninggalan. Kemudian yang saya inginkan para suku buat satu kebanggaan dari suku adat tersebut untuk tetap dijaga dengan baik adat istiadat. Masih banyak orang miskin dan janda-janda yang perlu dibantu ,dan itu harus diperhatikan dengan baik, karna adat bukan untuk bisnis. Para pemangku adat atau suku jangan mau dibeli oleh politikus dan harus berdiri tanpa politik yang diurus oleh orang lain,” tukasnya.

Para kepala suku pun mengucapkan terima kasih atas pemberian tersebut.