Tandaseru — Nilai Tukar Petani (NTP) Maluku Utara pada Desember 2021 mengalami penurunan sebesar 105,95 atau 0,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Meski begitu, petani kopra masih bisa tersenyum lebar dengan meroketnya harga kopra yang mencapai Rp 12.500 per kilogram.

Naiknya harga kopra gudang dipengaruhi harga jual di Surabaya dan Bitung yang juga mengalami kenaikan.

“Harga kopra gudang  baru naik beberapa hari terakhir. Naik dari Rp 12.250 per kilogram jadi Rp 12.500 per kilogram. Sedangkan kopra harian masih stagnan di harga Rp 11.500 per kilogram,” kata Seng, pemilik UD Putra Daerah di Kota Ternate, Kamis (27/1).

Menurut Seng, kopra yang dijual ke Surabaya dan Bitung dari Ternate semuanya didatangkan dari daratan Pulau Halmahera. Jika hanya mengharapkan kopra dari Ternate, sambungnya, maka stoknya tidak ada.

“Kopra sekali kirim keluar Malut 100 ton, dan itu dari beberapa daerah di Maluku Utara,” jelasnya.

Sementara itu Akademisi Universitas Khairun (Unkhair) Ternate Dr. Mukhtar Adam saat dikonfirmasi terpisah mengatakan kopra merupakan sumber kebahagiaan masyarakat di Malut. Jadi apabila harga kopra di atas Rp 10 ribu per kilogram akan membuat masyarakat gembira.

Untuk itu, sangat perlu menjaga stabilitas harga kopra agar tetap stabil. Dikarenakan petani Maluku Utara kebanyakan merupakan petani kopra, dan kopra menjadi sumber utama pendapatan masyarakat.

“Kopra merupakan sumber kehidupan masyarakat Malut, dari kopra (masyarakat petani) bisa pergi haji, anak-anak bisa sekolah dan membangun rumah. Semua menjadi satu dalam cerita harga kopra,” jelasnya.