Tandaseru — Laga lanjutan Bupati Cup II Pulau Morotai, Maluku Utara, yang mempertemukan Adhiyaksa FC dan Old Star FC berlangsung ricuh, Rabu (26/1). Kericuhan terjadi saat Old Star memprotes gol Adhiyaksa yang disahkan wasit.

Kericuhan itu bermula pada menit akhir babak kedua ketika pemain Adhiyaksa Randi Kakasi merobek jala gawang Old Star di depan kotak penalti. Pemain Old Star langsung memprotes Wasit Sarmin Safar lantaran gol itu dinilai offside.

Pemain Old Star juga meninggalkan lapangan untuk melanjutkan protes ke pengawas pertandingan.

Sementara di luar lapangan suporter kedua tim terlibat aksi saling lempar menggunakan batu dan botol air mineral. Fasilitas seperti meja pengawas pertandingan ikut dirusak.

Akibat kericuhan itu, dagangan warga yang diletakkan di tribun Stadion Merah Putih Morotai nyaris berhamburan ditabrak penonton yang mengamankan diri. Beruntung, kericuhan itu cepat diamankan polisi.

Meja pengawas pertandingan yang dirusak massa dalam kericuhan tersebut. (Tandaseru/Irjan Rahaguna)

Manajer dan pemain Old Star terus memprotes pengawas pertandingan maupun panitia Bupati Cup. Protes berlanjut hingga pukul 19.00 WIT hingga kedua tim maupun suporter membubarkan diri.

“Panitia Bupati Cup II sudah tidak jelas. Masak Adhiyaksa sudah kalah (laga sebelumnya) lalu dikasih lolos ke putaran V. Panitia memang sangat rusak, tidak tahu aturan,” teriak salah satu pemain Old Star di tengah kerumunan massa.

Manajemen Old Star juga menilai keputusan meloloskan Adhiyaksa FC sangat mencederai kemajuan persepakbolaan Maluku Utara.