“Untuk kerusakan pada pompa air di Ngade kita sudah melakukan koordinasi dengan bagian teknisi untuk mendatangkannya agar dalam minggu ini dapat diselesaikan. Yang jadi masalah di sini adalah inverter pada pompa digital di Ngade berbeda dengan inverter lain,” tuturnya.

“Kalau pompa air yang lain 1 hingga 3 hari bisa selesai karena inverter itu bisa didapatkan di sini. Namun inverter di Ngade sulit diperoleh,” jelas Thamrin.

Hari ini, sambungnya, PDAM akan menyelesaikan kontrak untuk mendatangkan teknisi.

Sementara terkait protes warga bahwa PDAM hanya mementingkan melayani pejabat dalam distribusi air tangki, Thamrin membantahnya. Menurutnya pelayanan dilakukan secara merata.

“Pendistribusian air di Jebus itu dilakukan secara keseluruhan, dan untuk pejabat itu kita tidak melihat jabatannya, kita melihatnya sebagai warga yang membutuhkan air,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, warga yang tak kebagian distribusi air tangki adalah warga yang rumahnya di bagian belakang, di mana jaraknya dari jalan raya tempat mobil tangki parkir kurang lebih 100 meter. Untuk itu, Thamrin menyampaikan permohonan maafnya.

“Kemarin saya sudah beli selang 150 meter untuk distribusi hingga ke belakang, dan itu juga maksimal,” jelasnya.

“Jika masyarakat sudah bisa terlayani, dan sudah ada kelonggaran baru pejabat bakal kita layani,” imbuh Thamrin.

Ia menambahkan, akibat kerusakan tersebut, dari 23 ribu lebih pelanggan PDAM hanya 2.000 lebih yang tidak terlayani.

“Dari kerusakan ini sebanyak 2.000 pelanggan yang terganggu atau tidak mendapatkan air bersih,” tandasnya.