Ruang lingkup MoU tersebut di antaranya, pertama, pertukaran data dan/atau informasi. Kedua, penggunaan tenaga auditor dari BPKP guna melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK. Ketiga, pelaksanaan kerja sama audit (join audit) atas permasalahan tertentu.

“Kemudian ada juga koordinasi dalam rangka pemenuhan permintaan penghitungan kerugian negara/daerah dari instansi penegak hukum,” terang Aryanto.

Aryanto melanjutkan, implementasi yang telah dilakukan di perwakilan BPK dan BPKP di Indonesia di antaranya pertukaran data hasil pengawasan, pemutakhiran hasil pengawasan BPK, e-Audit, sinergi BPK-BPKP-APIP untuk melakukan audit, serta pemanfaatkan hasil audit Perwakilan BPKP.

“Ada juga implementasi yang dapat dikembangkan di antaranya workshop/seminar antara BPK & BPKP, penelitian & pengembangan di bidang pemeriksaan, pemberian opini oleh BPK, perhitungan kerugian negara bersama BPK dan BPKP,” terang Aryanto.

Turut hadir mewakili Kepala Perwakilan BPK, Kepala Sub Auditorat dan Kepala Sub Bagian Hukum BPK RI I Wayan Artadana Adi Sudharma menyampaikan beberapa langkah dan upaya pemberantasan korupsi yang sudah dilakukan.

“Salah satunya beberapa tahun lalu kita membentuk khusus yang disebut Unit Investigasi atau Investigative Taskforce agar respon lebih cepat,” ujar Wayan.