Sayangnya, keunikan Desa Papaloang sebagai sentra pembuatan gula merah ini belum dilirik pemerintah setempat. Puluhan tahun membuat gula merah, Muhammad bilang tak sekalipun ada sentuhan tangan pemerintah dalam usaha rumahan mereka.

“Mulai saya buat gula dari usia belasan tahun hingga sekarang ini belum pernah ada bantuan dari pemerintah sedikit pun. Saya bekerja pakai tenaga dan alat yang dibuat sendiri,” ujarnya.

Ia berharap, Pemerintah Daerah Halmahera Selatan kali ini bisa melihat pengusaha kecil seperti dirinya.

“Kami dari pembuat gula merah ini alat yang paling penting adalah belanga (wajan, red), kemudian kapak dan sengsor (mesin potong, red),” harapnya.

Abdullah Adam pun meraih kesuksesan serupa dari usaha pembuatan gula merah. Berusaha sejak 1985, saat ini ia juga telah mendaftar haji.

Abdullah Adam, pembuat gula merah dari Papaloang. (Tandaseru/Suratno Taib)

“Gula merah ini sudah menjadi kebutuhan atau pekerjaan pokok masyarakat Desa Papaloang sejak dahulu kala, sehingga mancari (cari nafkah, red) apapun bagi masyarakat Papaloang ini tidak akan sama dengan gula merah, karena rata-rata yang menopang ekonomi masyarakat Papaloang adalah gula merah,” jelasnya.