Tandaseru — Warga Kecamatan Tidore Timur, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Tidore Timur menuntut hak terhadap pembangunan di Tidore Timur mulai dari Cobo, Mafututu, hingga Jiko Cobo.

Dalam demonstrasi di depan kantor wali kota, Kamis (2/9), massa aksi yang sebagian besar merupakan mahasiswa ini memaparkan permasalahan yang terjadi di kecamatan mereka. Dimana warga merasa diabaikan dalam porsi pembagian ‘kue’ pembangunan.

“Oleh karena itu, lewat penyataan sikap ini kami ingin sampaikan secara serius kepada Pemerintah Kota Tidore Kepulauan bahwa kami sangat membutuhkan fasilitas infrastruktur agar segera dibangun di Mafututu dan Jiko Cobo,” ungkap Fandi Uno, Master of Comandante aksi tersebut.

Ia merinci, salah satu persoalan di Tidore Timur yang paling menyolok adalah jaringan internet.

“Sesungguhnya, kami sangat kesulitan mengakses jaringan internet, mengakses informasi media, mengakses ilmu pengetahuan lewat internet. Hal ini sangat berdampak pada ketertinggalan pengetahuan dan ilmu,” ujarnya.

Fandi bilang, Mafututu dan Jiko Cobo masing-masing punya dua sekolah dasar. Di Mafututu juga ada satu PAUD, satu SMP berstatus akreditasi A, satu SMA, dan ratusan mahasiswa yang kesulitan mengakses internet di kampung halaman.

“Kesulitan semacam ini akan dirasakan juga oleh mahasiswa yang datang ke Mafututu dan Jiko Cobo selama melakukan kegiatan PBL atau KKN,” ungkapnya.

“Misalnya pada saat mahasiswa KKN Kebangsaan 2019 melakukan kegitan selama satu bulan di Mafututu, sangat kesulitan akses jaringan internet. Ini aib besar bagi Mafututu yang adalah bagian dari Kota Tidore kepulauan,” sambung Fandi.

Massa aksi pun menuntut pemkot memfasilitasi pembangunan tower di wilayah tersebut.