Tandaseru — Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan mulai maraton melakukan pembahasan dan penyusunan rancangan tata ruang wilayah (RTRW) Kota Tidore Kepulauan. Di dalam RTRW itu terdapat pengembangan kota baru Sofifi sebagai major project usai mendapat sorotan Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Jalil.

Sekretaris Daerah Malut, Samsuddin A. Kadir mengatakan, rancangan penyusunan RTRW menjadi rujukan lokasi, tempat, alamat dari pembangunan. Pemerintah Kota Tidore saat ini tengah menyusun rancangan pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD), di dalamnya terdapat rancangan segala sesuatu yang tentunya membutuhkan ruang yang sesuai.

“Seperti kita lihat bersama, banyak dinamika pembangunan yang berubah sehingga perlu adanya penyesuaian RTRW. Rancangannya sudah diajukan ke kita, perlu ada beberapa langkah kesiapan ke depan. Setelah pembahasan hari ini, akan dilanjutkan ke tahapan di DPRD dan mendapat persetujuan pemerintah pusat,” ujar Samsuddin, Kamis (24/6).

Sekretaris Kota Tidore Kepulauan, Ismail Dukomalamo saat dikonfirmasi terpisah menuturkan, penyusunan RTRW dilakukan oleh Dinas PUPR dan Bappeda kemudian evaluasinya dibawa ke provinsi. Hasilnya akan ditindaklanjuti ke DPRD yang kemudian disahkan menjadi peraturan daerah.

“Intinya seperti itu, tahapan evaluasi oleh pemerintah provinsi sementara berjalan. Jika kemudian sudah ada persetujuan DPRD maka tahapan terakhir adalah kita bawa ke pemerintah pusat,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Jalil dalam pertemuannya dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara menegaskan, terkait dengan tata ruang Provinsi Malut terakhir direvisi tahun 2013, kemudian tata ruang Kabupaten Halbar proses revisinya pada tahun 2012 sehingga ke depannya harus dipercepat.

Sementara RTRW Tidore Kepulauan juga terakhir direvisi tahun 2013 sehingga sudah 8 tahun proses revisi.

“Menyangkut Sofifi adalah bagaimana tata ruang Pemda Maluku Utara dan RTRW Tidore Kepulauan yang harus diprioritaskan, masterplan kota baru Sofifi harus disiapkan dan dirumuskan dalam tata ruang dan RDTR,” tuturnya.

“Saya minta agar prioritaskan dulu coreĀ ibukotanya, apakah cakupan wilayahnya 1.000 hektare. Karena sangat luas sehingga pembangunannya nanti lebih banyak hutan lindungnya karena di Sofifi jumlah penduduknya tidak banyak sehingga masa depan masih banyak yang membutuhkan hidup dalam kota namun hutannya bagus, lingkungannya bagus, oleh karena itu untuk mengimplementasikan lebih dekat kepada tujuannya tata ruang harus segera diselesaikan,” tandasnya.