Tandaseru — Dinas Kesehatan Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, mencatat angka kematian ibu (AKI) mengalami penurunan, sedangkan angka kematian bayi (AKB) mengalami peningkatan.

Sekretaris Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Pulau Morotai, Jamaludin ketika dikonfirmasi tandaseru.com mengungkapkan, AKI pada 2019 sebanyak 6 kasus dan tahun 2020 turun menjadi  4 kasus. Sementara tahun 2021  hingga Mei terdapat 2 kasus.

Untuk AKB pada 2019 sebanyak 28 kasus dan 2020 sebanyak 29 kasus. Hingga Mei 2021, terdapat 5 kasus AKB.

Sekretaris Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Pulau Morotai, Jamaludin. (Tandaseru/Irjan Rahaguna)

“Jumlah kasus tahun 2019 untuk AKI di Kabupaten Pulau Morotai terdapat 6 kasus. Puskesmas Daruba 1 kasus, Sangowo 1, Sopi 3, Posi-posi 1. Penyebabnya hipertensi pada kehamilan (pre-eklamsia) dan perdarahan di saat persalinan,” tuturnya, Jumat (25/6).

“Tahun 2020, ada 4 kasus. Puskesmas Bere-bere 1 kasus, Sangowo 1, Sopi 1, dan Posi-posi 1. Penyebab kematian karena perdarahan saat persalinan. Kemudian tahun 2021 bulan Mei terdapat 2 kasus di Puskesmas Daruba,” papar Jamaludin.

AKB sepanjang 2019-2020 mengalami sedikit peningkatan.

“Angka kematian bayi memang agak tinggi. Jadi AKB di tahun 2019 yaitu terdapat 28 kasus. Puskesmas Daruba 1 kasus, Bere-bere 12, Wayabula 2, Sangowo 2, Sopi 5, Posi-posi 3, dan Tiley 3 kasus. Penyebabnya adalah asfiksia, berat badan rendah dan kelainan bawaan,” terangnya.

Tahun 2020 untuk angka kematian bayi terdapat 29 kasus. Puskesmas Daruba 1 kasus, Sangowo 6, Sopi 3, Posi-posi 1, Bere-bere 10, Wayabula 1, Tiley 2, dan Sabatai 5. Penyebabnya adalah asfiksia dan berat badan lahir rendah (BBLR).

“Untuk tahun 2021 bulan Mei, AKB terdapat 5 kasus. Puskesmas Sangowo 1 kasus, Buho-buho 1, Tiley 2, dan Wayabula 1 kasus,” ungkapnya.