Tandaseru — Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Fenny Kiat meluruskan isu besaran anggaran Festival Teluk Jailolo (FTJ) mencapai Rp 2,4 miliar. Klarifikasi ini disampaikan Fenny menyikapi maraknya informasi yang beredar terkait anggaran FTJ.

“Tudingan anggaran FTJ dengan besaran nilai Rp 2,4 miliar tersebut tidak benar. Karena sebenarnya besaran anggaran yang diperuntukkan ke Dinas Pariwisata itu hanya senilai Rp 300 juta,” ungkap Fenny kepada tandaseru.com, Kamis (3/6).

Ia memaparkan, anggaran Rp 300 juta sudah termasuk honor panitia, undangan, baliho serta konsumsi.

Sementara item kegiatan dalam FTJ tahun ini didistribusikan ke sejumlah instansi berbeda. Misalnya pertunjukan teater Sasadu on the Sea melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A). Sebab pertunjukan tersebut memberikan ruang partisipasi bagi anak.

“Sehingga saya tidak tahu besaran anggarannya,” sambung Fenny.

Ada pula item kegiatan Pesta Tani dalam FTJ kali ini. Fenny bilang, meski tak ada FTJ, Pesta Tani akan tetap digelar. Sebab kegiatan tersebut merupakan program tahunan rutin Dinas Pertanian.

Sedangkan item diving merupakan program promosi bawah laut milik Dinas Perikanan dan Kelautan.

“Jadi untuk Sasadu on the Sea, Pesta Tani, serta diving itu jangan kemudian disalahartikan, sebab ketiga program tersebut tidak termasuk program Dinas Pariwisata, bahkan (sebagian) tidak ada keterkaitan dengan FTJ. Hanya saja karena memang bertepatan dengan FTJ oleh karenanya diarahkan untuk mendukung dan meramaikan festival, karena anggaran FTJ itu terbatas,” jelasnya.

“Alhamdulillah, karena sebagian besar juga masing-masing sudah dengan tupoksinya, seperti Dinas P3A tangani Sasadu on the Sea, dan Pesta Tani juga demikian. Hanya saja Kadis Pertanian belum menentukan lokasinya di mana yang akan difokuskan untuk dilakukan Pesta Tani, karena sementara masih disurvei lagi karena ini juga terkait dengan siynal hybrid itu,” imbuh Fenny.

Ia juga membenarkan adanya kendala kualitas jaringan untuk pelaksanaan FTJ secara hybrid kali ini.

“Kemarin sudah disurvei oleh Telkomsel di Desa Gamtala, namun sampai saat ini kami belum juga menerima keputusan dari pihak Telkomsel apakah bisa live streaming atau tidak,” ujarnya.