Tandaseru — Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menggelar misi dagang dan investasi di Maluku Utara, Kamis (8/4).

Misi dagang yang berlangsung di Hotel Sahid Bela Ternate tersebut mempertemukan 150 pelaku usaha dengan membawa berbagai macam komoditas perdagangan, mulai dari produk pertanian seperti beras organik, bibit tanaman, rempah-rempah, produk olahan makanan dan minuman, serta komoditas perkebunan dan perikanan lainnya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam pertemuan itu menjelaskan, transaksi yang terbangun antara Pemprov Jatim dengan Pemprov Malut pada tahun 2020 secara keseluruhan sudah mencapai angka triliunan rupiah.

“Tahun 2020 kemarin transaksi yang terbangun dari produk Jawa Timur ke Maluku Utara itu totalnya sekitar Rp 1,3 triliun. Dari Malut ke Jawa Timur total sekitar Rp 930 miliar. Nah ini yang harus terus kita tingkatkan. Market di Jawa Timur cukup besar, hampir 41 juta penduduk,” ungkap Khofifah.

Menurut Khofifah, dengan jumlah penduduk Jawa Timur yang hampir menyentuh angka 41 juta penduduk ini menjadi potensi market yang sangat besar.

Dengan potensi itu, kata dia, bisa dimanfaatkan untuk merangsang kebangkitan ekonomi kedua provinsi di masa pandemi Covid-19.

“Roll material dari sini banyak, terutama rempah-rempah, jadi antara lain yang sedang berkembang tadi di sini butuh telur, di sini butuh daging ayam, tapi peternak Jawa Timur butuh roll material untuk menjadi pakan ayam. Jadi semua bersifat resiprokal, saling menguntungkan,” tutur mantan Menteri Sosial ini.

“Sampai dengan tadi saat saya sambutan sudah Rp 472,9 miliar, artinya insya Allah ini sesuatu yang akan menumbuhkan perekonomian kedua belah provinsi,” jelasnya.

Ia mengaku, momen ini juga bisa dijadikan sebagai lompatan memperkuat industri kreatif, sektor pertanian, maupun gapoktan. Semuanya terbuka untuk saling membangun satu partnership demi penguatan kedua provinsi itu.

“Apalagi di Indonesia ini baru dua provinsi yang ditunjuk untuk menjadi corporate university di BPSDM-nya. Karena itu setelah ini bisa dilakukan MoU antara BPSDM Malut dengan BPSDM Jawa Timur. Ini akan memberikan penguatan SDM di masing-masing institusi antara Pemprov, Pemkab di Malut dengan kami yang ada di Jawa Timur,” ungkapnya.

Sementara Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba mengapresiasi langkah Pemprov Jatim yang dipelopori Khofifah Indar Parawansa. Gubernur bahkan memuji kualitas produk asal Jawa Timur yang didatangkan di Sahid Hotel Ternate itu.

“Ini kunjungan yang penuh berkah, mudah-mudahan bisa menghadirkan hasil produk kita yang tadi coba kita tawarkan dengan Gubernur dan ada tanda-tanda baik. Kita mungkin akan mempersiapkan SDM kita, paling tidak kita harus belajar dan belajar untuk bisa meningkatkan pendapatan daerah kita. Saya rasa luar biasa produk-produk Jawa Timur tadi, dan kita juga tampilkan produk sederhana yang lebih banyak, ada kopi, rempah, yang kalau bisa kita laksanakan dengan baik insya Allah kita menghadirkan pertumbuhan ekonomi di Malut,” paparnya.

Gubernur dua periode ini mengaku, memang secara umum pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di masa pandemi dianggap tinggi. Tapi itu hanya di sektor pertambangan, sementara di sektor lain masih perlu upaya untuk menggenjotnya lagi.

“Kita harus menggenjot produk-produk Jawa Timur yang insya Allah dengan itu kita bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita lebih baik. Mudah-mudahan kunjungan ini bisa mendapatkan lebih baik dan menguntungkan kita semua di Jawa Timur dan Malut,” tandasnya.