Tandaseru — PT PLN (Persero) memberikan penjelasan terkait terbedaan data desa-desa yang belum dialiri listrik di Provinsi Maluku Utara.

Perbedaan data terjadi antara milik PLN dengan rilisan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Malut yang disampaikan ke Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi.

Manager Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Ramli Malawat melalui keterangan tertulisnya mengungkapkan, dari 112 desa belum teraliri listrik yang dirilis Dinas ESDM, fakta di lapangan menunjukkan seluruhnya telah dialiri listrik.

“Perlu kami sampaikan bahwa dari 112 desa tersebut, berdasarkan data yang kami miliki bahwa seluruh desa tersebut telah berlistrik, baik berlistrik PLN maupun Non-PLN,” ungkap Ramli, Rabu (17/3).

Rinciannya, sambung Ramli, 49 desa di antaranya sudah berlistrik PLN seperti Desa Goro-Goro, Desa Sasur Pantai dan Desa Tabobol di Kabupaten Halmahera Barat.

“Sementara 63 desa belum berlistrik PLN namun sudah berlistrik, baik melalui Program LTSHE (Lampu Tenaga Surya Hemat Energi) maupun swasta,” tuturnya.

Ia menambahkan, PLN berkomitmen untuk segera melistriki desa-desa yang belum berlistrik PLN tersebut dengan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

Sebelumnya, Dinas ESDM mengungkapkan adanya 112 desa di Malut yang belum teraliri listrik. Ke-112 desa tersebut tersebar di 9 kabupaten/kota, yakni Halbar, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Kepulauan Sula, Pulau Morotai, Pulau Taliabu, dan Tidore Kepulauan.

ESDM pun meminta bantuan Kemenkomarves menyelesaikan persoalan kelistrikan di Malut guna mendukung pengembangan investasi.