Tak lupa, mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Malut ini memberikan apresiasi kepada Komisi II DPRD di bawah pimpinan Ishak Naser yang sangat antusias dan merespon positif pengembangan kopra putih dengan mengalokasikan dana pokir.

Menyaksikan progres dan capaian ini, Ishak Naser merasa puas, pasalnya dana pokir yang dipercayakan melalui Disnakertrans dapat dimanfaatkan dengan baik serta tepat sasaran.

Ishak berharap, kegiatan-kegiatan yang bersifat pemberdayaan ekonomi dengan teknologi tepat guna yang sederhana seperti ini dapat terus dikembangkan, mengingat potensi buah kelapa dan prospek penyerapan tenaga kerja maka masih sangat membutuhkan ratusan unit-unit seperti yang ada ini.

Dia juga menambahkan, selain aspek produksi harus juga diperhatikan aspek tata niaga atau pemasarannya agar adanya kepastian pasar yang dapat menjamin keadilan bagi semua pihak.

“Petani mendapat hasil yang sepadan dengan jerih payahnya dan pedagang atau pembeli mendapat keuntungan yang wajar. Sehingga tercipta iklim usaha yang sehat dan berkemanusiaan,” kata Ishak saat memberikan sambutan.

Yang terpenting, lanjut Ishak, adalah semua upaya ini dapat menjadi solusi pemberdayaan sekaligus menyerap tenaga kerja atau mengurangi pengangguran di daerah.

Terkait hal itu, Dinas Nakertrans bersinergi dengan PT Rumah Kelapa Mekarsari sebagai Pendamping, Pembina Proses Produksi sekaligus sebagai Offtaker yang menjamin pasar bagi hasil produksi di seluruh unit binaan.

“Kami siap bersinergi dan menularkan alih teknologi tepat guna untuk manajemen mutu dan sistem kerja kopra putih yang baik agar hasilnya optimal dan hemat,” kata Abdurrahman Duwila, Pendamping Kelompok.

Sementara itu, M. Thaib M. Asyik menambahkan, semua sistem disiapkan dalam bentuk aplikasi untuk menjawab tantangan era  4.0 dan akan lebih konsentrasi pada kesejahteraan petani kelapa dengan cara yang berkeadilan dan mengupayakan pendanaan melaui jalur jalur yang disediakan pemerintah terutama KUR.

Sebagai informasi, kegiatan pengolahan kopra putih binaan Dinas Nakertrans ini sendiri tersebar di beberapa titik pengolahan, diantaranya di Tabanga, Rioribati, dan Tabadamai Kecamatan Jailolo Selatan, kemudian di Desa Lovra, Kecamatan Kao Barat, Halmahera Utara.