“Dari sisi positif bagus juga, tapi bagaimana yang tidak mampu dan pas-pasan uang kami? Pasti kalau uangnya pas-pasan kita mau bikin bagaimana? Otomatis kan balik ke rumah lagi karena biaya rapid test-nya besar,” tambah Indra.
“Kita rapid test antigen kena per orang Rp 275 ribu. Saya tujuannya ke Bau-Bau. Kami tahu baru hari ini kalau pake biaya rapid test antigen, memang jelas kami bingung dengan kebijakan yang menyulitkan dan kasih beban dengan bayar biaya rapid test ini. Tapi kalau sudah terjadi kita mau mengeluh dimana? Kita berdebat juga sulit sekali, tetap dengan aturan,” keluh Walin, penumpang lain.
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Ternate Affan Tabona yang dikonfirmasi di ruang tunggu pelabuhan menjelaskan, kebijakan rapid test antigen diberlakukan sejak 9 Januari kemarin. Dia membantah jika biaya rapid test mencapai Rp 275 ribu.
“Ada surat terbaru dari KKP juga. Untuk biaya per orang Rp 250 ribu, itu antarprovinsi. Penumpang dites antigen dulu baru bisa beli tiket. Dia validasi kartu kuning baru beli tiket, dan kalau tidak dapat itu dia nggak dapat tiket,” jelasnya.
Affan bilang, rapid test antigen untuk perjalanan dalam provinsi pun tetap Rp 250 ribu.
“Sanana, Morotai sama Rp 250 juga. Sedikit berat memang. Nah itu yang musti Pemerintah Pusat pikirkan juga karena masyarakat meragukan,” ujarnya.
“Harapan saya, kesadaran masyarakat harus ditingkatkan demi kesehatan mereka sendiri. (Aturan) tetap harus dijalani demi kesehatan kita,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan