Tandaseru — Pleno terbuka rekapitulasi suara Pemilihan Wali Kota Ternate oleh Komisi Pemilihan Umum Ternate diwarnai insiden pengusiran wartawan yang meliput jalannya pleno, Selasa (15/12).

Insiden pengusiran terjadi saat saksi pasangan calon Merlisa-Juhdi Taslim (MAJU) dan M. Tauhid Soleman-Jasri Usman (TULUS) adu mulut. Sejumlah penyelenggara, termasuk komisioner KPU Ternate, meminta sejumlah wartawan yang tengah meliput keluar dari ruangan pleno di Hotel Sahid Bela.

“Kami minta teman-teman keluar dulu dari ruangan untuk ditata ulang,” ucap Komisioner KPU Ternate Kuad Suwarno.

Adu mulut saksi MAJU dan TULUS terjadi saat pleno membahas rekapitulasi suara untuk wilayah Ternate Selatan. Kedua saksi bahkan nyaris baku hantam. Namun berhasil dilerai pihak keamanan yang berjaga-jaga di lokasi pleno.

Begitu situasi berhasil ditenangkan, Ketua KPU Ternate M. Zen A. Karim justru meminta agar sejumlah orang di bagian belakang ruang dikeluarkan, termasuk para wartawan. Perintah itu ditindaklanjuti para penyelenggara dengan menghalau wartawan keluar ruangan.

Komisioner KPU Ternate Kuad Suwarno (batik) saat meminta wartawan keluar ruangan pleno. (Tandaseru/Yunita Kaunar)

Wartawan Cermat Rajif Duchlun menilai tindakan sejumlah penyelenggara tersebut sangat tidak etis.

“Mereka tiba-tiba suruh keluar dengan macam-macam alasan. Dari tanya ID card, undangan, protokol kesehatan, dan lainnya. Padahal selama kampanye protokol kesehatan tidak tertib tapi tidak ada yang berani bubarkan. Ini kan rapat pleno terbuka dan kami diundang,” ucap Rajif.

Rajif menambahkan, jika sejak awal wartawan dilarang masuk ke ruangan, seharusnya penyelenggara menyiapkan akses seperti layar maupun pengeras suara agar bisa diakses oleh pekerja pers.

“Ini tidak bisa diakses diluar eh dibatasi juga di dalam. Sudah begitu saat kami masuk, memang tidak ada berjaga-jaga di depan pintu untuk registrasi. Mereka seharusnya evaluasi kerja-kerja penyelenggara,” tandasnya.