Tandaseru — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara terpaksa menjadwalkan ulang pemungutan suara untuk warga Desa Maraeli versi Halut. Pasalnya, warga menolak menyalurkan hak suaranya di Desa Tetewang, Rabu (9/12). Desa ini sendiri termasuk dalam desa-desa yang bersengketa tapal batas antara dua kabupaten.

Komisioner KPU Halut Sefriando Bitakono mengungkapkan, dari 421 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Halut, satu TPS batal melaksanakan pemungutan suara hari ini. Yakni TPS di Desa Tetewang, Kecamatan Kao Teluk yang diperuntukkan bagi warga Maraeli.

“Warga menolak mencoblos di situ. Berdasarkan kesepakatan sebelumnya pada tanggal 11 Juli 2020 antara Pemerintah Provinsi, TNI-Polri dan dua kabupaten Halut-Halbar, TPS tidak dibolehkan berdiri di wilayah hukum kabupaten lain maka KPU Halut terpaksa memindahkan TPS warga Maraeli versi Halut ke Desa Tetewang,” ungkap Sefriando.

Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2019 tentang Batas Daerah antara Kabupaten Halbar dengan Kabupaten Halut, wilayah Maraeli masuk dalam Kabupaten Halbar. Hanya saja, sebagian warga ada yang ber-KTP Halut.

“Maka sesuai kesepakatan TPS-nya harus dipindahkan. Akan tetapi pada hari-H warga Maraeli menolak mencoblos di Desa Tetewang dan memaksa untuk membangun TPS di Desa Maraeli,” terang Sefriando.

Sefriando bilang, untuk saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Bawaslu Halut dan telah menerima surat rekomendasi untuk dilakukan pemilihan susulan, khususnya di Desa Maraeli.

“Rekomendasi dari Bawaslu kami sudah terima, dan mengenai Desa Maraeli akan dilakaukan pemilihan susulan. Kami masih menyusun formatnya kira-kira seperti apa. Untuk waktu pelaksanaan, lebih cepat lebih baik. Kemungkinan besok (Kamis, res) sudah dilaksanakan,” ujarnya.

Disentil mengenai pola pelaksanaan pemungutan suara yang tidak melanggar kesepakatan antara kedua kabupaten, menurut Sefriando pihaknya bakal melakukan penjemputan bola dengan mengerahkan petugas TPS ke rumah warga untuk melakukan pencoblosan.

“Kami nanti pakai sistem mobile, dimana petugas yang menjemput bola,” tandasnya.