Tandaseru — Siswa SMA Negeri 1 Pulau Morotai, Maluku Utara yang ikut dalam aksi unjuk rasa Selasa (17/11) kemarin akan dibina pihak sekolah. Sekolah juga memastikan tak ada lagi siswa yang merokok atau mengisap lem Eha-Bond di lingkungan sekolah.

Kepala Sekolah SMAN 1 Pulau Morotai M. Hatta Hi Saraha ketika ditemui tandaseru.com, Kamis (19/11) di halaman sekolah mengatakan, pihaknya tidak memberi sanksi siswa yang terlibat unjuk rasa. Hanya saja, mereka diberi bimbingan.

Kepala Sekolah SMA N 1 Morotai, M. Hatta Hi Saraha. (Tandaseru/Irjan)

“Kita akan panggil dan kita bina mereka lagi. Karena dari dulu sampai sekarang tidak pernah kita lihat atau dengar pelajar ikut demo. Tapi hari ini ada, jadi mungkin kita bina lagi. Untuk sanksi kita belum pastikan. Kita punya tata tertib aturan sekolah dari dulu siswa tidak diizinkan begitu,” tutur Hatta.

Ia menegaskan, pihak sekolah tak tahu-menahu soal aksi tersebut. Dalam aksi meminta penghentian metode belajar daring itu, Hatta bilang bukan hanya siswa SMA 1.

“SMA 1 ikut demo cuma 5 orang dan itupun tidak diizinkan. Tiba-tiba sudah ada di depan dan kebetulan saya juga tidak ada di sekolah,” jelasnya.

“Jadi katanya mereka (massa aksi, red) bilang kalau boleh anak-anak SMA ikut aksi, tapi tidak ada yang izinkan untuk demo begitu. Karena mereka itu kan punya tugas belajar saja, bukan demo,” tambah Hatta.

Menurut Hatta, siswa SMA 1 yang iukt demo terdiri atas tiga orang siswa kelas 1 dan dua orang siswa kelas 3.

“Yang jelas mereka yang ikut aksi itu kami tidak izinkan. Bisa saja mungkin mereka diajak dan tidak mungkin anak-anak itu berteriak (orasi, red) karena mereka belum tahu apa-apa,” tuturnya.

Selain siswa yang terlibat aksi, Hatta menjamin siswa yang merokok dan mengisap lem tak ada lagi di lingkungan sekolah.

“Kalau kita di sini, karena ada aturan melarang merokok, kita punya tamu saja kalau datang merokok disuruh satpam mereka merokok di luar. Tujuannya demi kebaikan siswa. Tapi yang pasti anak-anak tidak merokok lagi. Kalau siswa menggunakan lem Eha-Bond ada, tapi itu dulu saja masih zaman Bupati Rusli Sibua, tapi sekarang tidak lagi karena kita sering razia tas saat jam sekolah,” ungkapnya.

Aktivitas belajar di SMA N 1 Morotai. (Tandaseru/Irjan)

Terpisah, Wakil Kepala Sekolah SMPN Unggulan 1 Morotai Anisa Arifin ketika ditemui di ruang kerjanya mengaku tidak tahu aksi yang dilakukan para siswa di depan sekolah mereka dua hari lalu.

“Kami juga tidak tahu sumbernya dari mana. Sekitar pagi jam 9 tiba-tiba ada anak-anak pake baju putih abu-abu sudah di depan sekolah SMP ini. Saya kaget, tapi saya tidak tahu ujung ceritanya bagaimana dan orasi tetang apa juga saya juga tidak tahu,” terangnya .

“Untuk siswa di sini tidak terlibat dan yang jelas dari SMP 1 tidak ada yang ikut. Tapi kalau umpama mereka ditemui ada yang terlibat kita beritahukan ke Kepsek, sanksi apa yang harus diberikan,” tandasnya.