Tandaseru — Ketua Komisi lll Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pulau Morotai, Maluku Utara, M. Rasmin Fabanyo meminta seluruh kontraktor yang mengerjakan proyek pemerintah tidak asal-asalan membuat bangunan. Pasalnya, banyak bangunan sekolah unggulan yang bermasalah.
“Saya atas nama Ketua Komisi III dengan tegas meminta para kontraktor jangan asal kerja. Tolong perhatikan kualitas dari pekerjaannya, karena anggaran yang dialoksikan itu untuk sebuah paket pekerjaan, itu sudah dihitung volume dan tingkat risikonya,” ungkap Rasmin, Rabu (18/11).

Rasmin bilang, jika pada akhirnya hanya mau dapat untung yang besar maka sangat berefek pada kualitas pekerjaan. Pihak yang dirugikan adalah sekolah dan masyarakat.
“Di sisi yang lain terkesan mubazir, karena pihak rekanan akan perbaiki sudah pasti keluarkan biaya lagi,” tuturnya.
Terkait kualitas bangunan, politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menegaskan, Kepala Dinas Pendidikan dan semua pimpiann SKPD yang akan melakukan tender tahun anggaran 2021 agar memperketat pengawasan kepada pihak rekanan. Dia mencontohkan, kondisi plafon kantin SMP Negeri Unggulan 1 Morotai yang ambruk Rabu pagi.

“Jika ada yang bermain dengan RAB-nya agar segara dievaluasi, bila perlu di-blacklist saja. Bagi saya ini kejahatan. Untung tidak ada orang saat plafonnya jatuh. Kalau ada orang di situ sangat membahayakan nyawa mereka,” tegas Rasmin.
Dia menambahkan, dalam waktu dekat Komisi III akan segera memanggil dinas terkait untuk turun ke lokasi mengecek kondisi sekolah.
“Untuk mengkroscek, karena fakta di lapangan hampir semua bangunan sekolah unggulan belum dipergunakan sudah rusak, temboknya retak dan plafonnya sudah jatuh, dan Kadis Pendidikan agar segera memanggil pihak rekanan untuk dievaluasi,” cetusnya.
Amatan tandaseru.com, sekitar pukul 08:11 WIT, plafon kantin SMP Unggulan 1 yang terbuat dari gipsum mendadak jatuh. Bangunan sekolah unggulan di Desa Sangowo, Wayabula, dan Dehegila juga dilaporkan mengalami plafon runtuh dan tembok bangunan retak.

Wakil Kepala Sekolah SMP Unggulan 1 Anisa Arifin ketika konfirmasi di ruang kerjanya mengaku belum bisa banyak berkomentar soal plafon yang runtuh.
“Saya tidak bisa berikan keterangan. Kata Pak Kepala Sekolah jangan dulu diekspos dan tunggu Kepsek dulu karena hari ini beliau sudah datang dari Ternate,” ungkapnya.
“Kami kemarin pulang sekolah dan tutup pintu sekolah itu sekitar jam 12 dan plafonnya belum jatuh. Nanti tadi pagi baru jatuh,” tambah Anisa.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pulau Morotai Revi Dara ketika dikonfirmasi mengaku belum bisa memberikan keterangan lantaran masih rapat.
“Nanti baru saya kabarkan, karena masih ada rapat,” ucapnya.
Tinggalkan Balasan