Oleh: Afrianto
Wakil Sekretaris Bidang Pertanian DPD Barisan Pemuda Nusantara (BAPERA) Provinsi Maluku Utara
KANGKUNG darat (Ipomea reptans) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang gurih. Tanaman ini termasuk kelompok tanaman semusim dan berumur pendek dan tidak memerlukan areal yang luas untuk membudidayakanya sehingga memungkinkan dibudidayakan di kota yang pada umumnya lahannya terbatas. Tanaman ini berasal India kemudian menyebar ke berbagai negara di Asia dan Afrika (Plucknett et al., 1981).
Ditinjau dari segi kandungan gizi tanaman kangkung setiap 100 gram bahan mengandung kalori sebesar 31 kalori, protein 1.0 gram, lemak 0.3 gram, karbohidrat 7.3 gram, kalsium 29 miligram, vitamin A 470 miligram, vitamin B1 0.05 miligram, air 90.9 % (Setiadi et al., 1996).
Kota Ternate mengalami peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat setiap tahunnya, namun tidak diimbangi dengan produksi tanaman hortikultura terutama jenis sayuran. Oleh karena itu sektor pertanian hortikultura khususnya sayuran mempunyai konsumsi masyarakat sebagai sumber vitamin. Kangkung darat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat diminati oleh masyarakat Kota Ternate.
Meningkatnya produksi tanaman sayuran tidak hanya memberikan nilai tambah untuk peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat, tetapi juga sangat mendukung perluasan kesempatan kerja dan wirausahatani, pengembangan agribisnis dan penyediaan sayuran bergizi bagi masyarakat. Oleh karena itu diperlukan peningkatan produksi melalui perbaikan teknik budidaya seperti pemberian pupuk alami untuk memperbaiki unsur hara yang ada di dalam tanah dapat dilakukan dengan pemupukan (Purwono et al., 2008).
Pemupukan bisa dilakukan dengan menggunakan pupuk kimia (anorganik) dan pupuk organik. Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus menyebabkan berkurangnya ketersediaan unsur hara di dalam tanah sehingga tanah menjadi kurang subur. Aplikasi pupuk kimia secara terus-menerus dengan dosis yang meningkat setiap tahunnya justru dapat berpengaruh negatif terhadap struktur tanah keseimbangan unsur hara tanah terganggu (Pranata, 2010).
Tinggalkan Balasan