Tandaseru — Calon wakil wali kota Ternate M. Asghar Saleh memaparkan pentingnya intervensi pendidikan sedini mungkin. Hal ini untuk mempersiapkan SDM Kota Ternate yang berkualitas.
Dalam diskusi publik calon kepala daerah memperingati Satu Dasawarsa Komunitas Jarod, Jumat (18/9) malam, Asghar memaparkan, saat ini pejabat setingkat Kapolres, Kepala Kejaksaan, hingga instansi vertikal lain nyaris semuanya dijabat orang dari luar Maluku Utara. Penyebabnya, SDM Ternate masih perlu ditingkatkan kualitasnya.
Dalam diskusi tersebut Asgar juga mengaku, prioritas untuk pendidikan SMP.
“Saya dan Pak Hasan Bau nanti kalau misalnya dipercaya memimpin kota ini, kami ingin menerapkan intervensi sedini mungkin (dunia pendidikan) untuk siapkan tenaga kerja mulai level SMP. Nanti kami membentuk tim scouting dan akan kita sebar,” paparnya.
Asghar bilang, Ternate adalah kota yang bercirikan pluralis, terbuka dan majemuk dengan beragam problemnya. Semua orang punya hak untuk hidup di Ternate dan siapapun yang menjadi kepala daerah harus siap melindungi warganya.
“Makanya saya realistis, tidak mungkin satu kepala daerah bisa menuntaskan semua problem kota dalam 5 tahun. Kita butuh dukungan semua pihak. Jika Bang Yamin (Tawary) yang terpilih jadi wali kota, saya akan bergabung untuk ikut membangun kota. Begitu juga jika saya dan Pak Hasan yang terpilih maka saya mengajak Bang Yamin, mengajak Pak Tauhid, mengajak Ibu Merlisa untuk sama-sama berpikir bagaimana mendesain kota ini,” ungkapnya.
Dia menambahkan, semua yang berkompetisi dalam Pilwako Ternate pasti menginginkan Ternate jadi kota yang modern, maju, berkembang jadi kota metropolis dan kosmospolis dengan segala dinamikanya. Karena itu, ia tidak ingin ke depan Ternate hanya dibangun dengan pemandangan visual banyaknya bangunan bertingkat, mal, dan hotel berbintang.
“Padahal sumber daya manusia kita ternyata sebagian besar masih jadi penonton. Ini yang ingin kita perbaiki,” tambahnya.
“Saya dan Pak Hasan sudah berdiskusi, salah satunya membuat peraturan daerah tentang perlindungan tenaga lokal. Siapapun investor bisa datang di Ternate, silahkan, karena ini kota dengan keterbukaan. Tapi tenaga lokal harus diprioritaskan juga,” jelasnya.
Lebih lanjut dia bilang, Ternate merupakan lumbung ikan. Namun harga ikan di Ternate sangat mahal.
“Kita disini makan coto murah, namun jika mau makan ikan mahalnya dua kali lipat daripada harus makan daging atau yang lainnya. Karena itu kita bakal lakukan pendekatan untuk mengintervensi pasar jika terpilih nantinya. Tidak sekadar berhenti di pemberdayaan, namun mampu mengintervensi pasar terkait harga pasar,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan