Tandaseru — Aksi pencurian hewan ternak marak terjadi di Desa Daeo, Kecamatan Morotai Selatan, Pulau Morotai, Maluku Utara. Kuat dugaan, aksi ini dikoordinir kelompok tertentu yang bersifat profesional.
Pj Kepala Desa Daeo Muhammad Hatta Taha meminta pihak kepolisian mengungkap aksi pencurian hewan tersebut.
“Dalam rentang waktu satu bulan, terdapat 4 ekor sapi milik warga dicuri orang tak dikenal (OTK) dan persoalan ini sangat meresahkan warga. Olehnya polisi harus turun tangan mengungkap siapa pelaku di aksi pencurian ini,” katanya saat dikonfirmasi di Kantin Kantor Bupati, Selasa (8/9).
Dia menduga, aksi pencurian hewan ternak ini dilakukan oleh sindikat. Pasalnya kejadian serupa sudah terjadi berulangkali, tapi tidak diketahui siapa yang melakukannya.
“Hal seperti ini tidak mungkin dilakukan pencuri biasa. Kalau bagi saya ini dilakukan oleh sindikat,” ucapnya.
M. Hatta bilang, hewan ternak milik warga yang dicuri berada di kebun dan diikat. Anehnya, saat pencurian terjadi tidak ada satu pun warga yang mengetahuinya.
“Sesuai keterangan warga, pencuri sapi biasanya beraksi di malam hari saat warga tertidur pulas. Ini yang membuat pencuri leluasa mencuri sapi, tanpa diketahui pemilik sapi,” tuturnya.
Sebagai pimpinan desa, dirinya berjanji bakal turut membantu pihak kepolisian untuk mengungkap siapa di balik kasus ini.
“Di TKP ada petunjuk seperti terdapat jejak ban mobil. Mobil ini yang bisa mungkin digunakan mengangkut sapi yang curi,” paparnya.
Mengantipasi peristiwa ini terulang kembali, dirinya meminta pihak berwenang mengeluarkan aturan yang mengatur tentang penjualan hewan ternak.
“Harus ada surat resmi jual beli sapi yang diketahui Pemerintah Desa, karena dengan adanya aturan seperti ini dengan sendirinya diketahui sapi ini dicuri atau tidak,” tegasnya.
Tinggalkan Balasan