Tandaseru — Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, kaya akan peninggalan sejarah Perang Dunia II. Sayangnya, belum semua situs sejarah tersebut dirawat dengan baik.

Salah satu contohnya adalah tugu proklamasi dan bangkai tank amfibi LVT-2 milik Angkatan Laut Ameriksa Serikat (US Marine Corps).

Salah satu pengguna Facebook, Balgie Morotai, dalam postingannya pada 17 Agustus lalu menuliskan, tugu kemerdekaan yang merupakan buatan tangan orang Morotai 70 tahun silam kini tinggal kenangan lantaran kondisinya yang tak terawat.

Pantauan tandaseru.com, tugu yang dibangun pada 16 Juli 1950 untuk memperingati kemerdekaan Republik Indonesia ke-5 itu ditumbuhi rumput liar. Beberapa sudut tugu yang terletak di perempatan Desa Yayasan, Kecamatan Morotai Selatan itu sudah pecah-pecah. Tak ada pagar pembatas untuk melindunginya dari tangan-tangan jahil.

Tugu peringatan kemerdekaan RI di perempatan Desa Yayasan, Morotai. (Tandaseru/Irjan)

Sementara itu, bangkai tank amfibi yang berada di Desa Tanah Tinggi, Morotai Selatan juga tak jauh berbeda kondisinya. Jalan menuju situs sejarah itu hanya berupa jalan tanah yang becek ketika hujan. Jembatan menuju lokasi tank pun mulai miring.

Bangkai tank amfibi itu sendiri merupakan peninggalan AL Amerika Batalion Tank Amfibi ke-708. Mereka mulai beroperasi pada tahun 1943 di wilayah Pasifik Selatan, termasuk Morotai.

Jenis tank dengan mesin 262 tenaga kuda seri Continental W.670-9A berkapasitas 10.932 itu berbahan bakar bensin LTV-2 dan bisa melaju 32 kilometer per jam di darat. Tank yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Amphtrack ini pertama kali diperkenalkan prototipe pertamanya oleh pensiunan teknik mesin asal Amerika Donald Roebling pada tahun 1930-an.

Tank amfibi peninggalan tentara Amerika dari Perang Dunia II di Morotai. (Tandaseru/Irjan)

Pendiri Museum Swadaya Perang Dunia II Morotai Muhlis Eso menyatakan keprihatinannya atas kondisi situs-situs sejarah di Morotai. Muhlis sendiri menyelamatkan banyak peninggalan sejarah di Morotai lewat pencarian yang kemudian diamankannya di museum buatan sendiri.

“Sayang sekali, jujur saya merasa sedih dan menangis melihat tugu proklamasi itu yang tidak terawat sama sekali,” ucapnya, Kamis (20/8).

Muhlis bilang, semua peninggalan sejarah harusnya dirawat dan diberi fasilitas yang mendukung bagi pengunjung.

“Seperti tank amfibi Perang Dunia ke-ll, karena itu salah satu bukti bahwa Amerika dan sekutunya pernah ada di Morotai, karena Pulau Morotai salah satu pulau yang sangat strategis,” pungkasnya.