Proses Pembuatan
Pembuatan gula tare butuh waktu yang cukup lama. Selain proses pembuatannya menggunakan alat tradisional, gula tare butuh dua kali dimasak.
Awalnya, Salasa akan memanen dulu tebu di kebun miliknya. Batang tebu lalu dipotong menjadi 4 hingga 5 bagian. Salasa bisa menyiapkan 100 sampai 200 batang.

Batang tebu lalu dimasukkan dalam alat pemeras sari yang terbuat dari batang kelapa. Ember disediakan untuk menampung air perasan tebu. Proses memeras bisa makan waktu hingga 2 jam.
Air perasan tebu lantas dipindah ke wajan berukuran besar dan dimasak dengan kayu bakar.
“Ketika sudah selesai diperas maka siap untuk dimasak menjadi gula tare tanpa tambahan campuran apapun,” jelas Salasa.
Proses memasak air tebu membutuhkan waktu 4 jam lamanya. Setelah matang, hasil olahan itu didinginkan semalaman.
Esok harinya air tebu itu ditapis lalu dimasak sekali lagi. Begitu matang, jadilah gula tare, si manis tanpa pemanis buatan.
“Untuk jadi gula tare itu dua kali masak. Masak yang pertama hingga warna air tebu menjadi merah kecokelatan, kemudian dibiarkan semalaman untuk dingin dulu. Besok tapis dulu baru masak lagi untuk diproses jadi gula tare,” terang Salasa.

Setelah matang, gula tare yang kental dan panas kemudian dimasukkan ke dalam bambu. Oleh warga setempat, bambu khusus untuk gula tare disebut bulu tui, yakni bambu yang berukuran kecil.
Di dalam bambu itu, gula tare dengan sendirinya mengeras dan jadi kenyal. Siap diperjualbelika dan disantap.
“Jadi masih panas-panas sudah harus kasih masuk bambu. Kalau tunggu dingin, bisa mengeras dan prosesnya bisa gagal,” imbuh Salasa.
Sekali pembuatan, Salasa bisa menghasilkan 30 hingga 40 batang gula tare sepanjang 1 meter dan 1,5 meter. Gula tare ini dijual dengan kisaran harga Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu. Di pasaran, penjual biasanya memotong-motong lagi gula tarenya dan dijual dalam ukuran yang lebih pendek. Dalam satu kali pembuatan, Salasa bisa menghasilkan uang Rp 2 juta lebih.

“Satu hari bikin langsung habis, karena ada yang pesan. Ada juga yang dijual di pasar,” pungkas Salasa.
Tinggalkan Balasan