Tandaseru — Pilkada Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara bakal diikuti tiga pasangan calon. Mereka adalah Hendrata Thes-Umar Umabaihi, Fifian Adeningsih Mus-Saleh Marasabessy, dan Zulfahri Abdullah-Ismail Umasugi. Pengamat politik menilai, warga Sula sudah bisa menakar kemampuan para kandidat mulai dari sekarang.
Direktur Lembaga Strategi Komunikasi dan Politik (Leskompol) Malut Dr. Helmi Alhadar menyatakan, setelah tiga pasangan tersebut mendapat rekomendasi partai politik, warga mestinya sudah tidak terlalu putar otak untuk menentukan siapa pilihan mereka. Sebab, menurut Helmi, dari ketiga pasangan yang ada mestinya sudah relatif dapat diukur kemampuan, integritas dan komitmen mereka terhadap masyarakat serta pembangunan di Sula.
“Mengingat para figur tersebut bukanlah wajah baru untuk orang Sula. Di mana Hendrata merupakan incumbent Bupati, begitupun dengan Zulfahri yang merupakan wakil dari Hendrata, dan Fifian yang pernah menjadi Kadis Pendidikan di Taliabu, sekaligus adik dari mantan Bupati Sula sebelumnya, Ahmad Hidayat Mus,” terangnya kepada tandaseru.com, Sabtu (29/8).
Dengan kondisi ini, Doktor Ilmu Komunikasi ini berpendapat, Hendrata yang merupakan petahana tentu punya keuntungan tersendiri dari kekuasaan yang masih di tangannya, termasuk memiliki pendukung yang setia. Dan tentunya juga, Hendrata memiliki prestasi tersendiri.
“Namun di pihak lain, isu monopoli proyek yang terkait dengan orang-orang di lingkarannya bisa menjadi bumerang untuk sang incumbent itu,” ungkapnya.
Apalagi, ujar Helmi, petahana harus berhadapan dengan Fifian yang merupakan adik kandung dari AHM. AHM sendiri pernah berkuasa dua periode di Kepulauan Sula dengan pendukungnya yang masih tetap setia.
Selain Fifian, kata Helmi, Hendrata juga harus berhadapan dengan Zulfahri yang tidak lain adalah wakilnya sekarang, tentu Zulfahri juga relatif sangat mengenal Hendrata. Selain isu-isu proyek bermasalah dan monopoli yang kerap menyerang dirinya, petahana perlu meningkatkan kualitas komunikasinya.
“Sedangkan untuk Zulfahri dengan sampul putra daerahnya, mungkin di satu pihak ia ingin memanfaatkan dirinya yang asli etnik Sula dengan isu putra daerah asli. Di mana sudah 15 tahun sejak Sula jadi Kabupaten belum pernah ada orang Sula asli yang menjadi Bupati di Sula,” ujar Helmi.
Menurut Helmi, Zulfahri ingin membangkitkan ikatan emosional di kalangan masyarakat Sula. Namun jika kurang berhati-hati atau berlebihan, maka isu tersebut bisa menjadi bumerang untuk Zulfahri sendiri, mengingat bisa terjadi kontraproduktif karena hal-hal seperti itu agak sensitif.
“Adapun dengan Fifian Adeningsih Mus, di satu pihak sabagai adik dari AHM yang sangat populer dengan pendukungnya yang masih setia, serta pengalamannya menjadi Kadis Pendidikan, sudah pasti punya akar politik yang lumayan besar sehingga ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap petahana dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk mendapat simpati dari masyarakat Sula,” jabarnya.
Namun di pihak lain, kata Helmi, kekecewaan masyarakat Sula terhadap AHM saat memimpin karena kebijakannya yang terkesan mengabaikan nilai-nilai budaya dan sejarah dari masyarakat, terkait dengan penggusuran beberapa ikon budaya dan gedung bersejarah. Padahal bangunan-bangunan tersebut merupakan bagian dari identitas orang Sula.
Karena itu, Helmi menyarankan, Fifian perlu mencermati isu-isu tersebut dengan mengambil langkah baru guna menepis stigma negatif tersebut dengan membangun komuniksi yang lebih terbuka. Kalau tidak, maka langkah Fifian tidak akan mudah menuju tampuk kekuasaan di Sula.
“Apalagi isu gender masih akan menjadi ganjalan untuk Fifian. Di mana sebagian orang Sula masih belum menerima pemimpin perempuan,” paparnya.
Di saat yang sama, Helmi memandang, para pasangan dari ketiga tokoh tersebut tidak terlalu signifikan dalam mendongkrak elektabilitas dari ketiga calon Bupati Sula ini.
“Dengan demikian, rasanya orang Sula sudah pasti telah mengantongi semua catatan tentang kandidat-kandidat yang bertarung. Sehingga diharapkan orang Sula sudah harus lebih kritis dan bijaksana dalam menentukan pilihannya. Yang pasti, pertarungan di Kepulauan Sula akan sangat keras dan panas, mengingat relasi di antara para calon tersebut,” tandas Helmi.
Tinggalkan Balasan