Oleh: Widya Ishak
Mahasiswa Institut Agama Islam Ternate
______
KEPERAWANAN merupakan pengertian di mana seorang perempuan sama sekali belum melakukan hubungan biologis dengan seorang lelaki. Banyak sekali stigma-stigma yang hadir dari kalangan masyarakat yang menyatakan bahwa keperawanan seorang perempuan itu sangat berharga dalam menentukan kualitas seorang perempuan. Stigma seperti ini sangatlah tidak masuk akal, karena seolah-olah mereka memposisikan perempuan itu sebagai objek yang nilainya sama dengan barang bekas yang tidak terpakai. Padahal perawan atau tidak perawan sama sekali tidak mengurangi sedikit pun eksistensi perempuan sebagai makhluk Allah SWT.
Perempuan yang tidak lagi perawan sama saja dengan perempuan yang masih perawan. Sama-sama menjadi tetangga kita, saudara kita, dan perempuan yang masih perawan itu akan tiba masanya ia akan menjadi seorang ibu. Lantas apakah yang harus diperdebatkan dari keperawanan seorang perempuan? Ya, menjaga kehormatan adalah suatu keharusan yang tak boleh dilalaikan. Tapi apakah pantas bagi kita untuk mencerca, menghina, serta berasumsi bahwa yang tidak perawan itu tidak lagi suci?
Nah, dari stigma inilah kemudian melahirkan kerancuan terhadap keperawanan seorang perempuan. Menurut hemat saya pribadi bahwa kesucian perempuan itu tidak sama sekali berhubungan dengan keperawanannya. Keperawanan hanya merupakan suatu pengelompokan yang dibuat oleh hukum masyarakat. Sedangkan kesucian itu adalah berhubungan langsung dengan Tuhan. Jadi, tak pantas dan tak baik bagi kita untuk serta-merta menghakimi seorang perempuan yang tidak lagi perawan terkhususnya seorang pelacur.
Keperawanan seorang perempuan pada zaman modernitas ini dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan jumlah harga (mahar) perempuan ketika ia menikah. Mirisnya lagi, bahwa sebagian dari laki-laki selalu ingin mempunyai pasangan yang sempurna yang dalam tanda kutipnya masih perawan. Jika perempuan perawan yang mereka incar, kemungkinan besar bahwa mereka hanya mencari kepuasan dan kenikmatan dalam seksnya, tidak dalam hubungan yang mawadah.
Keperawanan perempuan selalu saja dipertanyakan, tapi keperjakaan seorang lelaki tidak pernah dipertanyakan. Hal ini karena di Indonesia budaya patriarkinya masih sangat kuat. Jika, keperjakaan seorang laki-laki dipertanyakan akan menjadi problem juga, tapi karena budaya patriarki yang sangat kuat, maka fokusnya lebih kepada perempuan.
Perempuan adalah karya Tuhan yang indah yang dalam dirinya terdapat cinta. Perempuan dan cinta adalah bagian yang tidak pernah terpisah. Ketika kita berbicara tentang perempuan maka kita akan membahas tentang cintanya perempuan, cinta yang paling setia adalah cinta perempuan dalam dirinya kau akan temukan kenyamanan yang hakikatnya tidak kau dapati pada makhluk lainnya selain perempuan. Maka dari itu tak baik bagi kita untuk menyakiti hati perempuan sekalipun dia tidak lagi perawan karena begitu pun dia masih tetap manusia yang utuh, dan makhluk Tuhan. Karena laki-laki yang baik adalah mereka yang memuliakan perempuan. Sebagaimana yang diucapkan Rasulullah SAW: “Tidak memuliakan perempuan kecuali orang mulia dan tidak menghinakan perempuan kecuali orang hina”.
Tinggalkan Balasan