Tandaseru — Lima komunitas di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, gabung jurus membuat film dokumenter menyambut program Jalur Rempah yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek.

Kelima komunitas, yakni Wildhouse, Meus, Rumah Tua, Syukur Dofu, dan Gorango Morotai (Gomo) membuat film dokumenter tentang ritual Ake Sou Gura Mahoja (Air Suci untuk Kesuburan Alam).

Ritual tersebut kerap dilaksanakan di Kelurahan Gurabunga yang terletak di lereng Gunung Kie Matubu.

Produser Film Dokumenter Jalur Rempah Tidore, Abdul Haris Muhidin menyatakan, pengambilan gambar dilakukan selama 1 minggu.

“Dan semua kru kami menginap selama 1 minggu di Gurabunga,” tuturnya, Kamis (16/9).

Tokoh utama yang diangkat dalam film adalah sosok Sowohi Mahifa Haji Abdullah.

“Jadi selain menjelaskan soal air suci untuk kesuburan alam, dalam proses syuting ada ritual asli yang dilaksanakan oleh masyarakat Gurabunga, dan itu bukan settingan. Murni tentang ritual adat,” terang Abdul Haris.

Kru film dokumenter Jalur Rempah. (Istimewa)

Film yang diangkat, sambungnya, bukan sekadar visual gambar tetapi juga menghubungkan dengan narasi yang dimainkan di dalamnya.

“Jadi membutuhkan riset lapangan dan lokasi untuk memperlancar proses syuting,” ujarnya.

Dia menambahkan, pembuatan film dokumenter tersebut bukan sekadar film dokumenter biasa. Film ini bertujuan mengembalikan esensi mempelajari kebudayaan orang Tidore lebih dalam.

“Tidore cukup dikenal dengan historis dan budaya yang mengakar kuat. Maka dari itu perlu kiranya kita menampilkan sisi lain dari Tidore yang jarang diketahui banyak orang,” jabarnya.

Abdul Haris berharap proses syuting berjalan lancar hingga selesai, sebab deadline pengumpulan data film harus dikirim ke Kemendikbud pada 6 Oktober.

Sementara Pemimpin Adat Gurabunga Haji Abdullah menuturkan, Ake Sou sendiri berarti air suci, sedangkan Ake Sou Gura Mahoja adalah air suci yang didoakan untuk kesuburan tanah. Biasanya, ketika masyarakat Gurabunga mengalami kekeringan maka akan dibuatkan Ake Sou Gura Mahoja.

“Tentu dengan mantra-mantra untuk dimintai doa agar tanah tersebut terhindar dari kekeringan, atau dimakan hama,” tuturnya. (pn)