Tandaseru — Pemerintah Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, menggeser anggaran pembiayaan keberangkatan haji Rp 1 miliar ke pelayanan keagamaan. Pergeseran anggaran dilakukan setelah pemerintah pusat kembali membatalkan keberangkatan haji tahun ini.

Sekretaris Daerah Haltim, Ricky Ch. Richfat mengungkapkan, anggaran haji sebesar Rp 1 miliar lebih itu di-refocusing ke pelayanan keagamaan, seperti perayaan hari Natal.

Selama ini, kata Ricky, kegiatan Natal hanya dipusatkan di satu tempat. Otomatis, 10 kecamatan  lainnya tidak terjangkau. Karena itu, tahun ini pemerintah daerah akan memusatkan perayaan Natal di dua sampai tiga lokasi.

“Sehingga tidak lagi hanya dipusatkan di Gereja Sentral, melainkan bisa dipusatkan di Kecamatan Wasile Selatan maupun Wasile Utara. Hal ini agar dapat menjangkau permasalahan yang selama ini pelayanan hanya satu titik, maka dari itu anggaran itu akan digeser di kegiatan seperti itu,” terangnya, Rabu (8/9).

Selain itu, pemda juga tengah melakukan perbaikan dan pembangunan rumah ibadah yang sudah tentu membutuhkan dana. Beberapa hari kemarin, sambung Ricky, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman sudah mulai melakukan pendataan rumah ibadah di Haltim.

Ricky mengakui, saat ini juga tengah muncul persoalan baru yang berkaitan dengan honorarium imam dan pendeta. Karena itu pemda berkeinginan menaikkan honorarium imam dan pendeta yang sebelumnya hanya Rp 300 ribu menjadi Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu per bulan.

“Tetapi akan dilakukan pendataan kembali lagi, karena jangan sampai ada yang sudah meninggal dunia maupun sudah pindah atau sudah tidak menjadi imam lagi namun masih menerima honorarium,” terangnya.

Apabila setelah pendataan ada imam atau pendeta yang sudah tidak aktif lagi maka bisa digantikan dengan yang baru berdasarkan usulan pengurus masjid, gereja maupun kepala desa.

“Jadi dalam rangka menghindari penyelewengan honorarium imam dan pendeta maka pemberiannya tidak lagi secara tunai melainkan nontunai atau melalui bank,” pungkas Ricky.