Tandaseru — 8 November 1521 menjadi hari penting yang tercatat dalam sejarah Tidore, sebuah pulau kaya rempah di kepulauan Maluku. Hari itu, di tengah peralihan musim kemarau ke musim hujan, kapal Victoria yang dinakhodai Juan Sebastian de Elcano buang sauh di perairan Tidore, tepatnya di depan desa Mareku.

Kedatangan Elcano dan anak buahnya disambut baik Sultan Al Mansyur. Tegangnya hubungan dengan Ternate, yang berkompromi dengan Portugis, membuat kedatangan bangsa Spanyol bak munculnya kawan baru. Spanyol dan Tidore langsung merumuskan kerja sama perdagangan yang sama-sama menguntungkan kedua belah pihak. Ekspor cengkeh perdana dari Tidore ke Spanyol dilakukan pada 11 Desember 1521. Kala itu, 27,3 ton cengkeh dimuat ke lambung Victoria, siap dibawa dalam perjalanan mengelilingi dunia kembali ke Eropa. 5 abad kemudian, 11 Desember ditetapkan sebagai Hari Rempah Nasional (HRN).

Elcano datang ke Tidore membawa misi dagang. Rempah-rempah Tidore yang namanya harum melintasi benua membuatnya datang. Namun lebih dari itu, hubungannya dengan Sultan Al Mansyur menunjukkan betapa orang Tidore terbuka menerima peradaban baru tanpa kehilangan jati dirinya. Elcano diterima layaknya saudara yang datang dari jauh, bahkan Sultan memerintahkan rakyatnya membuatkan tempat berdagang bagi orang Spanyol di pasar.

Duta Besar Spanyol untuk Indonesia dan Wali Kota Tidore Kepulauan di depan monumen peringatan kedatangan Juan Sebastian de Elcano di Tidore. (Tandaseru/Ika Fuji Rahayu)

Sejarah itu “berulang” kembali 504 tahun kemudian, tepatnya pada Minggu (13/7/2025). Sultan Tidore Husain Alting Sjah dan Wali Kota Tidore Kepulauan Muhammad Sinen menyambut kedatangan Duta Besar Kerajaan Spanyol untuk Indonesia Francisco de Asis Aguilera Aranda di tanah Tidore. Rempah Tidore masih harum, hangatnya terasa hingga ke kopi dabe yang disuguhkan di kadaton.

“Selamat datang kembali di kampung halaman,” ucap Sultan dan Wali Kota menyambut sang Dubes.

Ya, bagi Sultan dan Wali Kota, Aranda bukan orang asing. Ia disambut layaknya Sultan Al Mansyur menyambut Elcano. Mungkin bukan lagi tentang rempah, tapi kerja sama dua daerah berbeda benua tersebut tetap ada.

“Bagi kami, kunjungan ini bukan memperkuat ikatan persahabatan saja, akan tetapi sebuah kunjungan kekeluargaan,” ujar Wali Kota.

Ia menekankan, pertemuan hari ini menjadi penting dalam tonggak perjalanan pemerintahan dan pembangunan kota Tidore Kepulauan ke depan, terutama dalam bidang sejarah, budaya dan pariwisata.

“Untuk meningkatkan beberapa rencana kerja sama dalam rangka merawat ikatan sejarah antara Spanyol dan kota Tidore, pemerintah daerah kota Tidore Kepulauan mengusulkan proposal konkrit untuk menindaklanjuti rencana kerja sama antar Spanyol-Tidore dalam bentuk sister city dengan kota Sevilla, kerja sama di bidang sejarah, budaya dan pariwisata,” paparnya.

Selain itu, Wali Kota juga mengusulkan program kerja sama antarnegara untuk revitalisasi benteng-benteng dan artefak peninggalan Spanyol di Tidore, termasuk tugu pendaratan Elcano.

Sultan Tidore memberikan plakat kepada Duta Besar Spanyol untuk Indonesia. (Tandaseru/Ika Fuji Rahayu)

Senada, Sultan Tidore berharap hubungan Spanyol-Tidore yang telah terjalin selama 5 abad bisa berumur panjang. Ia menyatakan, Kesultanan Tidore sejak awal sangat terbuka bekerja sama dengan bangsa lain.

“Dan Spanyol datang ke Tidore tanpa mengubah jati diri orang Tidore. Ini yang harus selalu dijaga. Mari kita berhubungan baik tanpa mengubah jati diri kita masing-masing,” tuturnya.

Sultan juga meminta bantuan kerajaan Spanyol untuk rehabilitasi kedaton dan rumah doa. Keduanya merupakan aset Kesultanan Tidore yang butuh perhatian.

Sementara Duta Besar Francisco Aranda mengaku sangat senang dan merasa terhormat berada di kota Tidore. Menurutnya, sejarah yang terjadi di tahun 1521 merupakan awal yang baik untuk kerja sama antara Spanyol dan Tidore.

“Kerja sama antara Spanyol dan Tidore sangat kuat serta selalu mengutamakan nilai-nilai persahabatan. Untuk itulah dengan alasan tadi, persahabatan kami berlangsung hingga ribuan makna. Kunjungan ini salah satu tujuannya agar kerja sama tersebut terus berlanjut, bukan hanya sekadar mengenang kerja sama para pendahulu,” ucapnya.

Aranda siap menunggu datangnya proposal kerja sama dari Tidore yang dijadwalkan disampaikan 28 Juni mendatang. Ia juga mengundang Wali Kota dan Sultan berkunjung ke Spanyol.

“Ratusan tahun lalu bangsa kami sudah datang ke sini untuk belajar banyak hal, sekarang giliran Wali Kota dan Sultan yang datang ke Spanyol untuk mempelajari apa yang kami punya,” tandasnya.

Ika Fuji Rahayu
Editor
Ika Fuji Rahayu
Reporter