Tandaseru — Pemerintah kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, kembali mengaktifkan 11 SD dan satu SMP yang sempat ditutup pemerintahan sebelumnya. Sekolah-sekolah di desa itu ditutup lalu digabungkan menjadi sistem sekolah unggulan yang terpusat di titik tertentu saja.
Pengaktifan kembali layanan pendidikan tersebut dilakukan secara simbolis di SD desa Aha, kecamatan Morotai Selatan, Kamis (19/6/2025). Langkah ini merupakan salah satu janji kampanye Bupati Rusli Sibua dan Wakil Bupati Rio Christian Pawane.
Rio yang melakukan pengaktifan secara simbolis mengungkapkan, sejak tahun 2019 SD di sejumlah desa dimerger menjadi SD unggulan. SD di Aha, Pilowo, Falila, dan SP1, misalnya, dimerger ke SD Negeri Unggulan Desa Dehegila.
“Pengaktifan ini merupakan kebijakan yang diambil dalam rangka penataan sistem pendidikan lebih terpusat dan efisien. Kita menyadari, penggabungan sekolah ini kebijakan yang menimbulkan tantangan yang nyata. Sebab anak-anak usia SD dari desa Aha dan desa lain harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan layanan pendidikan,” ujarnya.
Rio bilang, meskipun telah tersedia layanan antar jemput dengan bus sekolah, jaraknya tidak efektif.
“Karena selama ini nampaknya anak-anak tetap berjalan kaki karena kendala teknis seperti kerusakan kendaraan atau ketiadaan bahan bakar. Belum lagi mereka harus melewati jalanan yang licin, berbatu, bahkan becek saat hujan. Situasi ini jelas memengaruhi kehadiran, semangat belajar, dan keselamatan mereka,” sambungnya.
Oleh sebab itu, berdasarkan evaluasi di lapangan dan aspirasi masyarakat, serta mempertimbangkan aspek sosial dan geografis, Rusli dan Rio saat mencalonkan diri sebagai pasangan bupati dan wakil bupati berkomitmen mengaktifkan kembali layanan pendidikan dasar di desa-desa yang mengalami penggabungan sekolah.
Rio menambahkan, langkah ini tidak hanya meresmikan kembali sebuah sekolah, tetapi menanam benih masa depan anak-anak.
“Setiap ruang kelas yang dibuka adalah cahaya baru bagi anak-anak kita untuk tumbuh dalam ilmu, karakter, dan semangat. Setiap guru yang hadir adalah penjaga harapan dan penggugah cita-cita. Dan setiap buku yang mereka baca adalah jembatan menuju peradaban yang lebih mulia,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan