Tandaseru — Ratusan nelayan kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, menggelar unjuk rasa, Selasa (29/4/2025). Dalam aksinya, mereka mendesak pemerintah daerah mengatasi kapal nelayan luar yang seenaknya masuk wilayah laut Morotai.

Nelayan yang berasal dari 15 desa di kecamatan Morotai Timur dan Morotai Utara itu memusatkan unjuk rasa di depan kantor bupati. Aksi sempat diwarnai nyaris baku hantam antara massa aksi dengan polisi dan Satpol PP.

“Jadi kedatangan kami ini dalam rangka berkoodinasi dengan pak bupati terkait kapal ikan luar yang masuk di rumpon nelayan morotai,” ujar Ketua Nelayan Morotai Yanto Ali saat diwawancarai.

Menurutnya, keberadaan pakura, perahu milik nelayan Bitung, Sulawesi Utara, sangat mengganggu nelayan Morotai. Pasalnya, nelayan tersebut sering masuk di zona nelayan lokal ikan tuna.

“Nelayan dari luar ini sudah satu tahun ganggu zona tangkap ikan tuna. Jadi kami nelayan bertindak lempar kapal mereka karena sudah masuk 4 mil sampai 8 mil,” ungkapnya.

Yanto yang juga nelayan Sangowo Timur ini menyesali sikap pihak keamanan yang dinilai tidak mampu mengatasi keberadaan kapal-kapal itu.

“Sampai saat ini tidak melakukan pengamanan di laut, sampai hari ini kapal-kapal pakura masih berkeliaran mencuri ikan di laut Morotai, dan ini sangat meresahkan bagi nelayan morotai,” tegasnya.

Sementara salah satu orator nelayan, Cilfan Djaguna, menegaskan adanya kapal luar yang sering mengganggu wilayah perairan laut Morotai menyebabkan pendapatan nelayan lokal terganggu.

“Oleh sebab itu kami meminta pemerintah daerah, kepala DKP Morotai, segera mengambil langkah supaya tidak terjadi sesuatu antara nelayan lokal dan kapal ikan dari luar,” tegasnya.

Jika hal ini tidak ditindaklanjuti, nelayan mengancam di kemudian hari bakal terjadi persoalan besar di laut antara nelayan Morotai dan kapal ikan Bitung.

“Jika tidak diatasi oleh Pemda Morotai, maka nelayan Morotai mengambil tindakan pelemparan dan pembakaran kapal yang ganggu nelayan Morotai,” ancamnya.

“Mata pencarian nelayan Morotai sampai 60 mil mencari ikan tuna, tapi perairan laut sering diganggu oleh kapal-kapal pakura Bitung dan Manado mencuri ikan sampai masuk 8 mil. Jika ini dibiarkan maka ekonomi nelayan terganggu,” tandas Cilfan.

Ika Fuji Rahayu
Editor
Irjan Rahaguna
Reporter