Tandaseru — PT Wanatiara Persada bekerja sama dengan Polres Halmahera Selatan menggelar Pelatihan dan Edukasi Pertanian Bidang Ketahanan Pangan. Kegiatan yag berlangsung di Aula Polres Halsel ini mengusung tema “Realisasi Program Pengembangan Masyarakat Bidang Pertanian”, serta ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Wanatiara Persada dan Kelompok Tani Polres Halmahera Selatan.
Kapolres Halsel AKBP Hendra Gunawan menyampaikan, kerja sama ini bertujuan untk meningkatkan ketahanan pangan serta mendukung program Presiden Prabowo Subianto.
“Kami bersama PT Wanatiara Persada ingin memanfaatkan lahan pekarangan di wilayah ini untuk mendukung swasembada pangan. Salah satu langkah awalnya adalah membangun kebun percontohan di Desa Wayamiga, yang akan didukung penuh oleh PT Wanatiara Persada,” ujarnya, Selasa (11/2/2025).
Hendra menambahkan, program ini juga bertujuan menyosialisasikan kebijakan pemerintah terkait ketahanan pangan. Ia berharap jika proyek percontohan ini sukses, model serupa bisa dikembangkan di desa-desa lain.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan PT Wanatiara Persada, Husni, menegaskan mm kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaannya mendukung ketahanan pangan di Halmahera Selatan.
“Kami telah menandatangani MoU dengan Polres Halmahera Selatan untuk memberikan pendampingan dan bimbingan kepada kelompok tani binaan. Targetnya, mereka bisa mengembangkan sektor pertanian secara lebih profesional dan bersaing dengan kelompok tani dari daerah lain,” kata Husni.
Ia juga menjelaskan, PT Wanatiara Persada akan mendampingi petani dari tahap awal hingga akhir, mulai dari pembibitan, penyediaan lahan, hingga pemasaran hasil panen. Melalui pendampingan ini, diharapkan petani lokal semakin mandiri dan mampu mengelola usaha tani secara berkelanjutan.
Ketua Kelompok Tani Binaan PT Wanatiara Persada, Yusran Dais, menyoroti potensi besar sektor pertanian di Halmahera Selatan. Ia menyebut bahwa pasar di daerah ini memiliki daya serap tinggi terhadap produk pertanian.
“Permintaan pasar cukup besar, baik di sektor lokal maupun industri. Sebagai contoh, aktivitas perdagangan di pelabuhan Kupal mencapai 30 hingga 32 kapal per bulan, dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 24 miliar,” ungkapnya.
Namun, menurut Yusran, masih terdapat tantangan dalam rantai pasok yng bergantung pada sumber dari luar daerah. Oleh karena itu, strategi yang lebih efektif diperlukan untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap daerah lain.
Sejalan dengan itu, ia menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan bagi petani agar lebih produktif dan inovatif. Sejak 2015, program ini telah berjalan dengan berbagai inisiatif, termasuk pengembangan laboratorium dan produksi tanaman bernilai tambah, seperti madu sari kangkung dan madu sari kurma.
Saat ini, dari total 135 petani binaan, sebanyak 17 petani telah mencapai kemandirian penuh. Mereka tidak lagi bergantung pada sistem kelompok, tetapi mampu mengelola usaha tani secara mandiri.
“Petani sering dianggap sebagai pekerjaan terakhir jika tidak ada pilihan lain. Namun, jika kita memahami bahwa investasi berarti menciptakan pasar, kita bisa mengubah pola pikir masyarakat. Ribuan karyawan di sektor ini membutuhkan bahan pangan, dan inilah peluang besar bagi petani,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan