Tak sampai di situ, perusahaan pun kembali berekspansi hingga akhirnya kini memproduksi nikel sulfat.

“Kami juga melanjutkan hilirisasi lebih jauh di mana MHP ini kami proses lebih lanjut mendapatkan produk turunan seperti nikel sulfat dan kobalt sulfat,” terang Roy.

Produk MHP dan nikel sulfat ini merupakan bahan baku untuk pembuatan prekursor katoda baterai kendaraan listrik.

“Dan Indonesia atau khususnya Harita Nickel adalah saat ini menjadi satu-satunya produsen nikel sulfat dan kobalt sulfat di Indonesia,” ujar Roy.

Ia menyebutkan, permintaan nikel dunia masih tinggi untuk memenuhi kebutuhan industri lain, seperti stainless steel.

“Stainless ini membutuhkan sangat banyak bahan baku yang berbasis nikel khususnya yang disebut nickel pig iron atau feronikel. Nah kami juga memproduksi feronikel ini dan kami menjual kepada pabrik-pabrik stainless steel yang ada di luar negeri,” tandasnya.

Diketahui, PT TBP atau Harita Nickel mencatatkan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 5,62 triliun sepanjang tahun 2023, atau meningkat 20% dari tahun sebelumnya.