“Yang pertama, kita harus memperkokoh dalam diri kita filosofi dan doktrin Fagogoru: ngaku se rasai (kebersamaan dan kekeluargaan), budi re bahasa (kebaikan dan santun) dan sopan re hormat (menghargai dan menghormati). Itu dulu yang harus kita perkokoh dalam diri kita. Kalau kita bercerai berai, jangan mimpi bisa mewujudkan target-target kita,” tuturnya.

Selain itu, sambung Ubaid, kita harus membangun masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Jadi mubes ini tidak hanya memilih pemimpin, tapi harus ada ide dan gagasan cemerlang yang dapat kita rumuskan,” tukasnya.

Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba memberikan sambutan paling akhir sekaligus membuka mubes V Fagogoru. Dalam sambutannya, Gubernur mengatakan Malut merupakan negeri paling aman dan paling bahagia di Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi. Meski begitu, ia mengakui di dua kabupaten Fagogoru angka kemiskinannya masih tinggi.

“Saya kira negeri ini harus kita kelola, semua punya,” ujarnya.

Abdul Gani juga mengenang perjuangan almarhum mantan Bupati Haltim Muh Din Ma’bud yang sampai menjual rumahnya untuk memekarkan Haltim.

“Itu perjuangan yang benar-benar saya saksikan sendiri, waktu saya masih jadi ustaz,” imbuhnya.

Usai memberikan sambutan, Gubernur lalu memimpin pembukaan mubes yang ditandai dengan pemukulan tifa. Mubes ini akan dilanjutkan dengan simposium pada Sabtu (7/10).