Ia pindah sekolah ke SMP 1 Ambon dan kelak melanjutkan sekolahnya di STM Kudamati. Di pemusatan latihan itu, Dani dan Heri bergabung dengan sejumlah petinju hebat semisal Nico Thomas, Apeles Letty, Max Auti, Beny Keliombar dan Jopie Akywen.
Mereka dilatih oleh duet pelatih Wiem Gomies dan Otje Tehupeiory. Wiem adalah petinju hebat yang meraih emas pada Kejuaraan Tinju Amatir Asia di Teheran Iran tahun 1971.

Para petinju ini dipersiapkan untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional ke XI di Jakarta tahun 1986. Dani yang masih sangat muda dan minim pengalaman dijadikan “sparring partner”. Ia sering “dihabisi” oleh para senior termasuk Albert Papilaya. Tapi Dani menolak menyerah. Tekadnya untuk jadi petinju hebat justru makin membara. Selain bersekolah, hari-harinya di Ambon dihabiskan di atas ring tinju.

Hamdani Tomagola. (Istimewa)

Tahun 1986, Dani terpilih mewakili Maluku mengikuti Kejuaraan Nasional Junior di Bandung. Bertanding di kelas Layang (48 kg), Dani melaju hingga partai final. Ia gagal meraih emas setelah dikalahkan Jhon Maitimu. Setahun kemudian, Dani kembali ikut Kejurnas tinju di Mataram. Ia sukses meraih medali emas. Saat Kejurnas tahun 1988 di Padang, Dani berpindah ke kelas terbang (51 kg). Ia kembali jadi juara dan mempersembahkan emas untuk Maluku. Dari tiga Kejurnas inilah, nama Hamdani Tomagola mulai dilirik dunia tinju nasional.

Maluku kembali memanggil Dani untuk berlaga dalam Pra PON Jakarta tahun 1989. Di partai final ajang Pra PON itu, Dani kalah dari petinju Jogja, Stevanus Herry. Tapi Ia lolos ke PON Jakarta tahun 1989. Di partai final PON, Dani kembali kalah dan hanya meraih medali perak. Ia ditundukkan Herry Maitimu – petinju asal Maluku yang mewakili Jambi. Herry belakangan kita kenal sebagai raja kelas layang di Indonesia.

Gagal di PON tak membuat Dani patah arang. Ia ingat motivasi yang diucapkan idolanya, Sugar Ray Leonard – petinju Amerika yang jadi juara di lima kelas berbeda sepanjang karir profesionalnya. “Tinju adalah tantangan utama. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan menguji diri sendiri seperti yang anda lakukan setiap kali memasuki ring”. Bertinju bagi Dani tak sekedar olahraga. Ia bagian dari tantangan yang harus ditundukkan. Sebuah proses untuk membuktikan jika dirinya adalah yang terbaik.

Usai PON, Ia dipanggil ikut Pelatnas sebagai persiapan ke Sea Games Malaysia. Dani pun pindah sekolah ke STM Budi Utomo yang berada di kawasan Pasar Baroe Jakarta. Latihan makin intensif. Di Kuala Lumpur, anak Ternate ini melaju hingga babak semifinal. Ia gagal ke partai puncak Sea Games setelah kalah dari petinju Thailand. Dani hanya meraih medali perunggu di kelas terbang. Ini medali pertama dalam karir tinjunya untuk Indonesia.