Selain itu, sambungnya, nama pal yang tertulis adalah Ake Ngabengan, bukan Ake Ngebengon. Ini merupakan suatu kesalahan fatal karena nama itu pun dinamai oleh leluhur sebelumnya.
“Jika negara tidak mengakui kami, maka kami juga tidak mengakui negara,” tandas Afrida.
Tinggalkan Balasan