Sekilas Info

Absen Publik; Otokritik Demokrasi

Arafik A. Rahman. (Istimewa)

Oleh: Arafik A. Rahman

Penulis buku

_______
UPAYA memperbaiki tatanan sosial dan pendistribusian keadilan selalu didengungkan dari masa ke masa. Biasanya animo itu, meledak jelang pilkades, pileg, pilkada dan pilpres oleh mereka yang ingin menggantikan petahana. Sementara petahana sendiri konsisten terhadap keberlangsungan program-program yang telah dicanangkan, dengan dalil "pekerjaan kita belum selesai untuk menyejahterakan rakyat".

Padahal, rakyat terlanjur mendikte bahwa jargon "kesejahteraan" hanyalah sebuah modus, semacam Opera Van Java show yang ditampilkan di dinding-dinding jalan. Karena itu, setiap kontestan mestinya mengubah cara-cara lama ke cara yang baru. Misalnya menawarkan ide dan gagasan dengan face to face/tatap muka dengan rakyat. Itu adalah metode yang paling sederhana untuk mengambil hati rakyat.

Sebab tak semua orang harus dibayar, percayalah masih banyak masyarakat yang literat dan rasional dalam menetapkan pilihannya. Dengan menggunakan alat ukur mereka masing-masing, misalnya melalui penilaian catatan rekam jejak; karya yang telah dibuat sebelumnya, prilaku keseharian, berintelektual dan moralitas yang baik.

Jangan pasif, tak pernah ada saat rakyat membutuhkan. Tak pernah turun bertemu dengan rakyat, tetapi sekadar duduk di rumah, di tempat kopi, bersembunyi di balik keramaian dan jarang bersedekah. Lalu mengkapling menang di sana-sini, inilah cacatan buruk yang merusak kualitas elektabilitas para kontestan.

Catatan yang sedemikian itu, saya lebih senang menyebutnya "Absen Publik". Tentu setiap calon mempunyai nilai absennya tersendiri tergantung penilaian publik di daerah atau dapilnya masing-masing. Kalau dalam sistem akademik "Absensi" adalah salah satu indikator penting untuk menilai proses jalannya kegiatan pengajaran dan untuk memberikan penilaian terhadap mahasiswa itu sendiri.

Bahwa "Absen Publik" sangatlah penting untuk memenangkan percaturan politik saat ini. Sebagai pengingat kepada para kandidat agar dapat membenahi absennya masing-masing. Karena "absen Publik" dapat mengalahkan yang namanya black campaign; politik agama, sukuisme dan politik uang atau uang yang diberikan ke rakyat dengan interesting agar mereka dapat memilihnya sebagai implikasi Kausalitas. Seperti yang disampaikan Aristoteles "bahwa adanya sebab-sebab tertentu yang memunculkan akibat pada sebuah kejadian di alam semesta ini".

Selanjutnya 1 2