Menurut dia, dalam sehari pendapatannya hanya sekitar Rp 30 ribu, paling tinggi Rp 50 ribu.

Kondisi ini tentunya berbanding terbalik dengan kebutuhan hidup sehari-hari yang justru lebih besar.

“Paling banyak itu Rp 50 ribu, kalo seng (tidak) jaga seng dapat sama sekali,” ungkapnya.

Belum lagi, dagangannya yang merupakan hasil pertanian juga rentan pembusukan. Jika tidak laku terjual dalam seminggu saja sudah harus dibuang.

Kondisi ini, kata dia, sudah sering dialami para pedagang barito.

“Kalo tinggal sampai satu minggu itu sudah busuk terpaksa harus buang,” cetusnya mengakhiri.