Menurutnya, penanaman terumbu karang ini masih butuh banyak kolaborasi dari berbagai pihak. Sebab untuk tindak lanjut proses perawatan terumbu karang butuh skill.
“Karena proses baru kami pelajari soal menanamnya, jadi butuh kolaborasi ke depan untuk kita sama-sama belajar bagaimana merawat terumbu karang,” katanya.
Selain itu, sambungnya, harus ada edukasi terhadap masyarakat, terutama soal regulasi dari pemerintah tentang larangan membuang sampah di laut, pengeboman bawah laut, atau meracuni ikan.
“Ini perlu lebih lanjut menjadi perhatian pemerintah dan juga masyarakat sekitar yang tinggal di area pesisir. Karena kita punya kekayaan bawah laut di Tidore ini juga sangat menarik sebagai objek wisata. Hampir seluruh pesisir Tidore punya spot bawah laut cukup indah. Ini penting untuk menjadi nilai jual pariwisata di Kota Tidore Kepulauan,” tandasnya.
Sementara CSR Communications PT IWIP Novri Julfiansyah menambahkan, salah satu program PT IWIP adalah pemberdayaan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kegiatan lingkungan.
Tinggalkan Balasan