Ia mengaku, setelah modal usaha tak lagi berputar, ia terpaksa jualan gorengan dan kopi di pasar.

“Itu banyak meja yang kosong. Hampir samua dong kase tinggal, karena tong taruh rica tomat deng yang lain pasti banyak yang ancor dan busuk tara laku,” akunya.

Biasanya modal yang harus dikeluarkan Musdalifa sebesar Rp 5 juta. Namun keuntungan selama jadi pedagang barito sangatlah nihil.

“Itu (modal) so tara bisa kembali, sampe dapa hasil Rp 1 juta juga so tara bisa. Kadang satu hari cuma dapat Rp 10 ribu sampe paksa Rp 50 ribu juga sulit. Yang tong alami ini bukan baru Desember ini, tapi so lama banyak yang tutup,” pungkasnya.

Senada, Yuni, agen barito di pasar CBD, mengaku daya pembeli masyarakat di pasar rakyat ini sangat minim.