37 peserta lomba dengan tema “Moderasi Beragama di Masyarakat Multikultural” harus menulis dengan tema tersebut.
“Setelah itu dipilih 6 orang yang berhak masuk babak final. Masing-masing peserta lalu diberi waktu 15 menit untuk mempresentasikan tulisannya. Jadi 5 menit paparan, 10 menit tanya jawab,” ujar Arbain.
Terpilihnya tulisan Arbain merupakan prestasi tersendiri untuk Malut. Pasalnya, Pemerintah Provinsi Malut sendiri tidak mengirimkan satu pun delegasi dalam event ini.
Informasi yang dihimpun, Pemprov telah mendaftarkan 15 peserta dan 27 official. Namun belakangan delegasi batal berangkat lantaran terkendala anggaran.
“Alhamdulillah, selalu ASN yang bertugas di mana pun tempatnya, bisa mengambil pelajaran-pelajaran positif tentang moderasi beragama dan penerapannya di Nusantara,” tutur Arbain.
Tinggalkan Balasan