Tandaseru — Pemerintah Provinsi Maluku Utara memaparkan upaya pengendalian Inflasi melalui rapat koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang berlangsung, Senin (7/10).

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Malut, Sri Haryanti Hatari mewakili Gubernur menjelaskan, langkah upaya pengendalian Inflasi di Malut didasarkan pada kerja sama antar daerah sebagaimana yang sudah dilakukan yakni dengan Pemerintah Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Selain itu juga, kerja sama antar daerah dengan Kabupaten Halmahera Tengah sebagai pemasok pangan.

“Ini kami lakukan karena kondisi di Malut lebih banyak impor kebutuhan bahan pangan dibandingkan dengan ekspor,” ujar Sri dalam rapat yang berlangsung secara virtual.

Ia menambahkan, kerja sama ini secara intens dilakukan baik melalui TPID Provinsi maupun Kabupaten/kota dengan melibatkan instansi terkait, sekaligus memantau aktifitas pasar dengan cara melalukan sidak dan operasi secara berkala. Selain kerja sama dan koordinasi dari berbagai komponen, terdapat gerakan urban farming rindang (rica tanaman dalam kampung).

Melalui gerakan ini, kata Sri membangun kerja sama dengan komunitas Salawaku dari masyarakat yang dikemas dalam kegiatan perlombaan dengan menyalurkan 2.400 bibit cabai yang melibatkan seluruh Kecamatan di Kota Ternate.

“Inisiasi ini dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan lingkungan rumah tangga,” katanya.

Sri memastikan kedepannya akan selalu dilakukan upaya-upaya pengendalian inflasi melalui berbagai program terutama memanfaatkan pekarangan yang menanam bahan pangan seperti cabai, tomat dan bawang yang menjadi pemicu inflasi.

Mendagri Tito Karnavian menyampaikan, situasi inflasi ini menjadi persoalan global yang berdampak kepada indonesia. Menurutnya, beberapa negara seperti di eropa, amerika latin dan asia maupun asia tenggara juga telah memgalami dampak inflasi yang cukup mengkhawatirkan.

Indonesia sendiri kata Tito, berdasarkan data BPS dari angka 5,95 persen tingkat nasional, sementara terjadi penurunan 5,71 persen atau minus 0,11.