Sukri bilang, hal ini menunjukkan Kadis Pariwisata Morotai terkesan tidak memiliki visi yang riil terkait dengan pengembangan pariwisata Morotai.

“Ini ironi bagi Morotai yang masuk sebagai destinasi 10 Bali Baru pariwisata prioritas nasional. Dengan penetapan tersebut kita selalu banggakan karena kita anggap Morotai memiliki keistimewaan dibanding daerah lain serta mampu menyedot anggaran dari APBN melalui DAK pariwisata,” tuturnya.

Ternyata kebanggaan itu, sambung dia, tidak berdampak signifikan terhadap alokasi dana yang didapatkan Kabupaten Pulau Morotai.

Sukri menegaskan, Dispar tak boleh membenarkan penurunan anggaran dari Kementerian Pariwisata.

“Saya rasa ini alasan tidak dapat diterima secara akal sehat dan dibuat-buat untuk menutupi ketidakmampuannya dalam memimpin. Saya juga menduga bahwa pengurangan ini lebih disebabkan kepada ketiadaan inovasi program yang dirancang Dinas Pariwisata Morotai,” tegas Sukri.