Tandaseru — Tingkat kekerasan seksual terhadap perempuan yang melibatkan oknum anggota Polri di Provinsi Maluku Utara mendapat perhatian nasional.

Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan Andy Yentriyani mengatakan, Provinsi Maluku Utara masih menjadi perhatian nasional karena kasus kekerasan seksual justru terjadi di ruang tahanan.

“Komnas Perempuan memang salah satu fokus kami adalah kondisi perempuan di dalam tahanan, apapun alasan dia menjadi tersangka ataupun berhadapan dengan hukum tentu kita tahu ada hak-hak yang harus dipenuhi salah satunya adalah bebas dari kekerasan seksual,” ungkapnya di Kota Sofifi, Selasa (7/6).

Andy mengaku, Komnas Perempuan mengikuti proses persidangan kasus yang melibatkan oknum anggota polisi tersebut.

“Kami sangat mengapresiasi penanganannya cukup terbuka untuk diselesaikan oleh pihak kepolisian, kejaksaan dan pengadilan,” tuturnya.

Ia berharap, kasus serupa tidak terulang lagi di masa mendatang. Komnas Perempuan, kata Andy, juga sangat mengenali bahwa kasus kekerasan seksual terhadap anak paling banyak terjadi justru dari orang-orang terdekat.