Tandaseru — Para guru dan siswa SMA Negeri 5 Halmahera Selatan, Maluku Utara, menggelar mogok belajar, Senin (18/10).
Aksi ini dipicu dugaan penyalahgunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang dilakukan Kepala Sekola Muhlis Mukaram.
Salah satu guru yang ditemui di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat mengungkapkan, kepsek tidak transparan mengelola dana BOS, di mana sudah 3 bulan belakangan upah 10 guru honorer tidak dibayarkan.
“Dana BOS 1 tahun untuk SMA Negeri 5 Halsel itu di angka Rp 4.750.000 lebih dan dicairkan dalam tiga tahap. Tahap pertama dan kedua dicarikan dengan angka sekitar Rp 350 juta sekian dan tahap ketiga sekitar 120 juta sekian dicairkan bulan kemarin. Namun kepsek tidak pernah buka suara bahkan gaji 10 guru honorer sudah 3 bulan tidak dibayar,” bebernya.
Ia memaparkan, jumlah siswa SMA 5 yang terdaftar di data pokok pendidikan (dapodik) sebanyak 220 orang. Namun pencairan dana BOS triwulan pertama dan kedua menggunakan jumlah siswa tahun kemarin yakni sebanyak 250 lebih.
“Kita sudah pertanyakan transparansi dana BOS dan waktu di Bacan kemarin mengatakan nanti beliau ke Saketa baru diadakan rapat dengan dewan guru. Padahal ketika kepsek datang di sekolah dan kita mau agendakan rapat, kepsek beralasan tidak ada agenda rapat dan tiba-tiba pergi ke Sofifi,” jelasnya.
Situasi itu membuat guru dan siswa kecewa. Mereka pun menganggap kepsek menggelapkan dana BOS sehingga meminta pertanggungjawaban kepsek melalui aksi mogok belajar.
“Aksi mogok belajar ini bukan kali pertamanya, tapi ini sudah kedua kali,” ucapnya.
Tinggalkan Balasan