Artinya, ketika uraian kronologis yang konon menyebar hangat pada publik Halbar di masa Pilkada 9 Desember 2020 terkait donatur pasangan James Uang dan Djufri Muhamad yang berakronim JUJUR itu adalah benar-benar Benny Laos, maka kepemimpinan James Uang Djufri Muhammad adalah Kepemimpinan yang Bermimpi. Kenapa? Sebab uraian penjelasan kepemimpinan oleh Sarjana S. Wahyudi di atas masuk kategori kepemimpinan di masa Pasangan JUJUR.

Sementara publik Halmahera Barat berharap konsep DIAHI (perbaiki) yang digaungkan pasangan JUJUR sebagai bentuk manivestasi dari harapan publik Halmahera Barat, bukan konsep “tunduk tertindas oleh cukong”. Sebab kepemimpinan harus dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang telah dipercayakan oleh masyarakat, bukan cukong.

Karena kepemimpinan merupakan sesuatu yang kompleks dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang dapat dimiliki oleh seseorang atau suatu badan yang meliputi segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu badan yang mendorong gerak warga masyarakat.

Koentjaraningrat (1969: 181) pernah mengatakan, kepemimpinan adalah suatu kedudukan sosial dan sebagai suatu proses sosial. Harapan terhadap munculnya tipe dan sifat-sifat pemimpin yang ideal pada dasarnya merupakan cerminan dari kerinduan masyarakat terhadap pemimpin mereka. Tentunya pendukung pasangan JUJUR memiliki mimpi seperti itu, kiranya dalam aspek ini pasangan JUJUR dapat memberikan dan mewujudkan mimpi para pendukung pada khususnya dan masyarakat Halmahera Barat pada umumnya agar di masa kepemimpinan JUJUR dengan konsep men-DIAHI ini dapat terwujud dan tidak berkiblat pada cukong yang dapat memecah belah masyarakat Halmahera Barat dalam satu periode ke depan.(*)