Tandaseru — Kepala Dinas, Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, Sofia Djamlan dilaporkan ke Bawaslu oleh tim hukum paslon nomor urut 2 Zulfahri Abdullah Duwila dan Ismail Umasugi (ZADI-IMAM), Senin (30/11). Tim ZADI-IMAM menduga Sofia memiliki keberpihakan kepada salah satu pasangan calon Pilkada Sula.

Ketua Tim Hukum ZADI-IMAM, Kuswandi Buamona kepada tandaseru.com menyampaikan, Sofia diduga berpihak ke paslon nomor urut 1 Hendrata Thes dan Umar Umabaihi (HT-UMAR). Dugaan ini, kata Kuswandi, dikuatkan dengan pengakuan seorang security Pasar Basanohi di Desa Fogi, Kecamatan Sanana baru-baru ini.

“Kadis ini perintahkan security ini klarifikasi ke tim HT-UMAR karena ada orang yang lapor ke Kadis bahwa anak buahnya sudah sobek stiker HT-UMAR dan memaki kandidat tersebut,” ungkap Kuswandi.

Kuswandi mengungkapkan, setelah tim ZADI-IMAM menemui security bernama Fadli tersebut, ia mengaku diperintahkan Kadis Perindagkop untuk menemui Ketua Tim HT-UMAR, Bustamin Sanaba untuk menyampaikan klarifikasi.

“Ibu Sofia ini kan seorang Kepala Dinas, masak dia perintahkan anak buahnya istirahat dari pekerjaannya dan pergi klarifikasi ke tim paslon?” kata Kuswandi mempertanyakan.

Fadli, menurut Kuswandi, menuruti perintah Sofia selaku atasannya.

“Dia sempat datangi rumah Ketua Tim HT-UMAR, tetapi tidak ketemu,” sambungnya.

Sofia Djamlan saat dikonfirmasi tandaseru.com mengaku dirinya tidak memecat anak buahnya, melainkan hanya menyuruh ia istirahat dan mengklarifikasi persoalan tersebut ke tim HT-UMAR. Sofia meminta Fadli menjelaskan bahwa ia tidak menyobek stiker dan memaki kandidat nomor urut 1.

“Saya tidak pecat dia. Saya bilang, kamu istirahat, pergi klarifikasi ke tim karena mereka bilang dia sobek stiker paslon nomor urut 1,” ungkap Sofia.

Sofia berujar, sebelum memerintahkan Fadli ia mendapat laporan dari tim paslon HT-UMAR bahwa ada anak buahnya yang sudah menyobek stiker dan memaki kandidat HT-UMAR.

“Mereka lapor ke saya, ada tim HT-UMAR yang menempelkan stiker paslonnya di bangunan kantor pasar, dan security tersebut melarang agar tidak tempel stiker di bangunan pemerintah,” terangnya.

Setelah mendapat laporan tersebut, lanjut Sofia, dia lantas memanggil anak buahnya dan menanyakan hal tersebut.

“Saya panggil dia dan saya tanya, kamu ada sobek salah satu kandidat punya stiker? Dan dia mengaku tidak sobek dan maki-maki kandidat,” ujarnya.

Usai mendengar penjelasan Fadli, Sofia meminta security pasar tersebut menemui tim HT-UMAR untuk mengklarifikasi persoalan tersebut.

“Saya bilang, kamu pergi klarifikasi ke tim mereka langsung. Dia pergi klarifikasi, bahwa tidak sobek-sobek stiker dan tidak maki-maki kandidat,” kisahnya.

Atas kejadian tersebut, Sofia kembali menegaskan bahwa dirinya tidak memecat anak buahnya tersebut.

“Dia kerja, jadi tidak ada pemecatan,” tukasnya.

Tandaseru.com sempat mendatangi rumah Fadli di Desa Fogi, Kecamatan Sanana. Setibanya di rumah, Fadli sedang tak berada di rumah. Hanya orangtuanya yang bisa ditemui.

“Dia tidak ada di rumah, dia sudah masuk kerja,” ungkap orangtua Fadli.

__________