Tandaseru — Suhu politik di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara mendapat perhatian serius Sultan Tidore ke-37 Husain Alting Sjah. Anggota DPD RI itu berharap para simpatisan serta pendukung ketiga kandidat yakni Basri Salama-Muhammad Guntur Alting (BAGUS), Capt. Ali Ibrahim-Muhammad Sinen (AMAN), serta Salahuddin Adrias-Muhammad Djabir Taha (SALAMAT) agar menjaga keamanan dan ketertiban pada pesta demokrasi kali ini.

Sultan mengatakan, beda pilihan jangan sampai memicu adanya konflik serta ketegangan di tengah masyarakat.

“Yang pertama saya berharap pada diri saya sendiri yang posisi saya sebagai Sultan. Ya, saya punya hak politik juga ada, dan itu akan saya salurkan pada tanggal 9 Desember nanti. Itu hanya saya dan Tuhan yang tahu. Itu pilihan pribadi sebagai warga negara. Sebagai sultan saya juga bagian dari warga negara,” tuturnya, Kamis (12/11).

“Untuk itu saya berharap pada pihak-pihak yang mengurusi persoalan Pilkada, yakni KPU dan Bawaslu, harus menjadi penyelenggara yang baik dan benar dan tidak boleh berpihak. Bawaslu sebagai wasit, harus menjadi wasit yang baik sehingga semua ini bisa berjalan dengan bagus, aman serta selamat,” harapnya.

Sultan juga berharap kedua lembaga tersebut terus menjaga netralitas hingga akhir.

“Untuk itu kedua penyelenggara ini harus netral, begitu juga dengan teman saya dari media. Harus mampu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Artinya berita yang disampaikan adalah berita yang benar, representatif, serta tidak ada keberpihakan pada salah satu kandidat. Prinsipnya, keberpihakan pers adalah kebenaran,” imbuhnya.

Sultan menambahkan, yang terpenting adalah para kandidat yang bertarung juga memberikan kesejukan selama dalam kampanye.

“Saya sangat berharap agar tiga pasang kandidat yang merupakan putra terbaik Tidore ini mampu memberikan sesuatu yang sejuk di dalam kampanye. Jangan menimbulakan sesuatu yang nanti dapat memicu konflik di tengah masyarakat. Rumah Tidore ini adalah rumah besar kita bersama, rumah Tidore adalah rumah bersejarah, rumah yang tidak sama dengan rumah-rumah yang lain di bangsa ini. Karena rumah di Tidore ini pernah berkontribusi memberikan sesuatu yang sangat bermakna. Indonesia tidak akan pernah ada kalau tidak ada Tidore. Oleh karena itu marilah kita rawat Tidore ini dengan sebaik-baik, tentu penting kita semua mampu menjaga keamanan dan ketenteraman di pesta demokrasi ini,” pungkasnya.