“PAN ini di dalamnya, atau pendiri-pendirinya adalah orang-orang Muhammadiyah. Muhammadiyah itu apa? Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Salah satu organisasi Islam yang paling terkaya di Indonesia. Di sana banyak kyai, banyak pengusaha-pengusaha besar, banyak orang pandai akademik, banyak profesor, doktor dan sebagainya,” tegasnya.
“Kekayaan aset, kekayaan itu Rp 100 triliun. Aset kekayaan dari Muhammadiyah itu Rp 100 triliun, berdasarkan data terbaru saat ini,” beber Faruk.
Selain Muhammadiyah, Faruk mengklaim Nahdlatul Ulama (NU) juga ada di belakang dan mendukung HT-UMAR. Ini ditandai dengan usungan PKB kepada paslon nomor urut 2 tersebut.
“Namanya saja sudah Ulama, disana banyak kyai haji, banyak profesor doktor, banyak pengusaha. Mereka Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama adalah pendiri negara Republik Indonesia, salah satunya kader daripada PKB itu adalah Kyai Haji Abdurrahman Wahid, mantan Presiden Republik Indonesia. Orang besar lagi, bukan orang kecil, berdiri di belakang HT-UMAR,” seru Faruk.
Setelah PKB, Faruk menambahkan, ada juga Partai Gerindra dengan perolehan 1 kursi di parlemen Sula.
“Partai Gerindra ini pemiliknya adalah Prabowo Subianto, jenderal lagi, bukan orang kecil lagi. Prabowo Subianto yang kemarin calon Presiden, sekarang beliau Menteri Pertahanan, bukan kaleng-kaleng lagi, jabatan besar. Jabatan Kementerian, yang punya anggaran terbesar di Indonesia ini adalah Pertahanan Keamanan, yaitu sebesar Rp 100 triliun lebih,” ungkapnya.
Sesudah Partai Gerinda, kata Faruk, menyusul Partai Perindo dengan perolehan 1 kursi di DPRD Kepsul. Koalisi partai-partai ini membuat HT-UMAR memiliki dukungan 10 kursi parlemen dari 6 partai pengusung.
“Perindo ini adalah pemilik partai ini pengusaha kaya yang punya televisi MNC TV, dan beliau (Hary Tanoesoedibjo) punya saham juga ada di luar negeri, di Amerika. Beliau ini teman baik Presiden Amerika yang sekarang (Donal Trump). Sahamnya ada di sana, orang kaya di Indonesia ini,” umbar Faruk.
Sedangkan PKPI yang bertindak sebagai partai non seat pada 2016 sampai 2018 dinakhodai Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pertama di Indonesia. Saat ini, PKPI sendiri dinakhodai anak Hendropriyono, Diaz Hendropriyono.
“Yang punya jenderal lagi, Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara. Jadi di belakang HT-UMAR ada 3 jenderal dan satu pengusaha besar. Di belakang juga ada para ulama dan kyai. Bukan kalas katong di sini yang pemahaman agamanya yang sama deng saya, khatam Quran sedikit saja, jadi sudah. Bukan itu,” tuturnya.
Di hadapan seluruh pendukung dan simpatisan HT-UMAR di Desa Mangon, Faruk menegaskan, tidak ada lagi perbincangan tentang agama, suku, ras, dan etnis. Karena di Desa Mangon sendiri terdiri dari berbagai macam agama, ras, etnis dan suku.
“Kalau dengan perolehan 10 kursi di DPRD, dengan 6 partai. Kemudian ditambah lagi dari partai lain yang menyeberang masuk ke HT-UMAR, contohnya dari Partai Golkar itu, ada 3 ribu suara masuk untuk mendukung Bapak HT-UMAR,” cetus Faruk.
Dengan begitu, Faruk menyebutkan jika dihitung secara total, HT-UMAR sudah memiliki modal suara sebanyak 47,9 persen.
“Angka ini sangat besar, angka ini untuk mencapai kemenangan tinggal sedikit saja. Kita hanya butuh 5 persen saja,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan